Monday, June 6, 2016

MODAL UTAMA MENULIS


Sumber: inicoretanku.wordpress.com
Menulis dapat didefinisikan sebagai suatu kegiatan penyampaian pesan (komunikasi) dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya. Pesan adalah isi atau muatan yang terkandung dalam  suatu tulisan. Tulisan merupakan sebuah simbol atau lambang bahasa yang dapat dilihat dan disepakati pemakainnya (Suparno, 2008:3).
Menulis sendiri bukanlah sesuatu yang asing bagi kita. Banyak karya-karya tulis yang sering kita jumpai di sekitar kita seperti artikel, esai, laporan, resensi, karya sastra, buku, komik dan cerita fiksi. Tulisan-tulisan tersebut menyajikan berbagai informasi secara runtut dan menarik kepada pembaca sesuai dengan perasaan yang ingin disampaikan penulis. Sayangnya, kegiatan menulis ini masih jarang dilakukan oleh kita karena berbagai alasan.
Banyak kendala yang dialami oleh seorang penulis, apalagi bagi penulis pemula. Kendala yang sering terjadi biasanya dalam merumuskan ide tulisan. Meskipun dalam pikiran kita sudah banyak permasalahan-permasalahan yang akan ditulis, tetapi ketika sudah disusun ke dalam tulisan seakan-akan menjadi serangkaian kalimat-kalimat yang kurang efektif bahkan setelah dibaca menjadi rancu.
Malas dan putus asa termasuk kebiasaan yang dapat mematahkan semangat menulis. Supaya terhindar dari kebiasaan buruk itu, maka kita perlu mengubah paradigma bahwa setiap orang dibekali potensi untuk menulis. Hal ini sejalan dengan pendapat Indri Mastuti dalam bukunya Ternyata Menulis itu Gampang, ia menyatakan bahwa ”setiap manusia yang dilahirkan memiliki kecerdasan linguistik atau Word Smart. Kecerdasan Linguistik atau Word Smart adalah kemampuan manusia untuk menggunakan kata-kata yang efektif”. Kata-kata itu akan menghasilkan bahasa, baik secara lisan maupun tulisan. Jika kecerdasan ini dimanfaatkan dengan baik, kemudian dituangkan melalui tulisan maka akan membantu seseorang menjadi penulis yang sukses.  Masalahnya apakah kita akan mulai menulis atau tidak?
Untuk membantu memperoleh tulisan yang baik dan berkualitas, maka dibutuhkan modal dasar yang harus dimiliki oleh seorang penulis. Modal inilah yang akan mengantarkan penulis untuk senantiasa menambah bahan-bahan tulisannya. Diantaranya sebagai berikut:
1.        Ilmu Pengetahuan (Knowledge)
Modal utama yang harus dimiliki oleh seorang penulis adalah ilmu pengetahuan. Semakin banyak imu yang dimiliki, maka semakin banyak pula pesan yang akan disampaikan kepada pembaca. Menurut teori yang ditulis dalam buku “Menulis di Media Massa” (Paryati Sudarman, 2008:12) Ilmu pengetahuan adalah segenap apa yang kita ketahui tentang sesuatu hal, sesuatu objek yang tersusun secara konsisten.
Berdasarkan hal tersebut setiap orang berarti telah memiliki pengetahuan tentang sesuatu hal yang tidak terbatas hanya dalam bidang tertentu saja, melainkan banyak cabang ilmu tergantung bidang apa yang ia tekuni. Hal ini menunjukan bahwa ada kesempatan untuk berbagai ilmu pengetahuan kepada orang lain melalui tulisan. Maka dengan menuliskan pesan atau informasi yang dianggap bermanfaat bagi pembaca itu akan menjadi sebuah amal kebaikan.
2.        Banyak Membaca
Membaca merupakan aktivitas yang wajib dilakukan oleh penulis. Dengan membaca seseorang akan memperoleh informasi serta wawasan yang akan dijadikan referensi dalam tulisannya. Banyak karya-karya hebat yang lahir dari para penulis yang berpengaruh bagi kehidupan banyak orang untuk melakukan perubahan yang lebih baik. Bayangkan jika kita mampu menuliskan sebuah karya, kemudian itu dapat mempengaruhi terhadap ribuan orang untuk melakukan perubahan yang lebih baik, maka bukan hanya kepuasan materi yang kita dapatkan. Secara batiniah kita akan merasa senang karena dapat bermanfaat untuk orang lain. Ada 10 manfaat yang dapat kita ambil dari membaca seperti yang disampaikan dalam buku Laa Tahzan karya Al-Qarni diantaranya:
  • Membaca dapat menghilangkan kecemasan dan kegundahan.
  • Ketika sibuk membaca seseorang akan terhalang masuk kebodohan.
  • Kebiasaan membaca membuat orang terlalu sibuk untuk bisa berhubungan dengan orang-orang malas dan tidak mau bekerja.
  • Membaca membantu mengembangkan pemikiran dan menjernihkan cara berpikir.
  • Dengan membaca, orang bisa mengembangkan keluwesan dan kefasihan dalam bertutur kata.
  • Membaca dapat meningkatkan pengetahuan seseorang dan meningkatkan memori dan pemahaman.
  • Dengan membaca, orang mengambil manfaat dari pengalaman orang lain, kearifan orang bijaksana, dan pemahaman para sarjana.
  • Dengan sering membaca, orang mengembangkan kemampuannya baik untuk mendapat dan memproses ilmu pengetahuan maupun untuk mempelajari berbagai disiplin ilmu dan aplikasinya dalam hidup.
  • Membaca membantu seseorang untuk menyegarakan pemikirannya dari keruwetan dan menyelamatkan waktu agar tidak sia-sia.
Dengan banyak membaca orang dapat menguasai banyak kata dan mempelajari berbagai tipe dari model kalimat. Lebih lanjut lagi ia dapat menerapkan konsep dan untuk memahami apa yang ditulis, diantara baris demi baris (memahami apa yang tersirat) .

3.        Pengalaman (exsperience)
Seorang penulis harus kaya akan pengalaman, karena pepatah mengatakan “pengalaman merupakan guru terbaik sepanjang sejarah kehidupan”. Pengalaman berharga akan tercatat sebagai momen penting dalam kehidupan yang tidak akan pernah terlupakan. Biasanya seseorang lebih mudah menuliskan sesuatu berdasarkan apa yang sudah dialaminya. Sebagai contoh seorang mahasiswa yang telah lulus menjadi sarjana di salah satu universitasnya, lalu ia tidak ingin melewatkan momen penting selama hidupnya berlalu begitu saja seperti air yang mengalir. Sehingga ia harus menuliskan ke dalam sebuah karya tulis baik berupa cerpen, novel maupun karya ilmiah. Dari beberapa tulisan tersebut jika kita mampu menyampaikannya dengan baik dan menarik, maka suatu saat karya itu akan tercatat menjadi tinta sejarah yang akan dibaca oleh ribuan orang. Dengan demikian pengalaman apa pun yang kita miliki jika kita mampu memanfaatkannya menjadi sebuah karya, maka akan menjadi modal dasar untuk meraih kesuksesan di bidang menulis.
4.        Kemauan yang tinggi terhadap menulis
Seseorang yang memiliki keinginan tinggi terhadap sesuatu, maka ia akan berusaha untuk mencapainya. Termasuk keinginan menjadi penulis. Kita sadari menulis itu pada awalnya memang sulit, karena dibutuhkan pemikiran yang dinamis, kreatif, unik, ilmiah serta  sesuai dengan minat pembaca. Dengan demikian penulis dituntut untuk banyak belajar dari berbagai hal termasuk dari tulisan-tulisan orang lain.
Menulis sendiri perlu dibarengi dengan kamauan dan semangat yang tinggi agar dapat menyelesaikan tulisannya dengan baik. Selalu membiasakan berpikir positif karena hal ini akan berpengaruh terhadap mood serta kualitas tulisan yang berbobot.
5.        Waktu yang cukup untuk menulis
Menulis membutuhkan waktu yang tidak instan karena ada proses yang harus ditempuh dalam mengumpulkan bahan tulisan. Sebelum melakukan kegiatan menulis, sebaiknya memperhatikan langkah-langkah dan perencanaan yang harus ditempuh agar informasi yang terdapat dalam tulisan sampai kepada pembaca. Adapun langkah-langkah yang harus ditempuh meliputi lima tahap, yaitu tahap prapenulisan, tahap penulisan, tahap revisi, tahap penyuntingan, dan tahap publikasi.
Tahap prapenulisan merupakan tahap awal dalam kegiatan menulis yang meliputi pemilihan topik, pembatasan topik, pemilihan judul, tujuan penulisan, bahan penelitian, dan kerangka karangan. Tahap penulisan membahas setiap butir topik yang ada di dalam kerangka yang disusun. Tahap Revisi yaitu tahap untuk memperbaiki, mengurangi, memperluas karangan apabila terdapat kesalahan baik mengenai logika, sistematika, ejaan, tanda baca, pilihan kata, kalimat, paragraf, dan lain sebagainya. Tahap publikasi yaitu tahap untuk mempublikasikan tulisannya kepada khalayak umum.
6.        Ulet dan sabar
Keuletan merupakan usaha yang dilakukan secara konsisten dengan penuh kesabaran meskipun harus melewati berbagai tantangan dan rintangan yang menghadang, namun tetap semangat untuk menggali potensi diri dan menciptakan inovasi untuk terus berkarya dengan sungguh-sungguh. Tidak hanya itu keuletan harus dibarengi dengan kesabaran, sebab banyak penulis yang tidak bertahan lama dengan berbagai alasan dan proses yang harus dilaluinya. Maka untuk menghindari hal tersebut sikap ulet dan sabarlah yang akan menjadi modal penulis sukses dan berkelanjutan.
Dari ke enam pembahasan di atas sekiranya dapat dijadikan sebagai modal dasar yang harus dimiliki oleh seorang penulis. Saya yakin setiap orang dibekali potensi untuk menulis, namun apakah kita akan melakukannya atau malah membiarkannya. Jika  kita ingin menjadi seorang penulis, maka segera menulis dari sekarang juga. Terus berusaha untuk meningkatkan kemampuan diri walaupun harus memulai dengan rintangan yang menghadang.  






Jangan lupa berkunjung ke Goresan Inspirasi