PROPOSAL
MENINGKATKAN
MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR BAHASA INDONESIA DENGAN METODE PEMBELAJARAN
DISCOVERY PADA SISWA KELAS V DI SDN SUKAMAJU 01 KECAMATAN TALEGONG TAHUN
PELAJARAN 2014/2015
disusun
untuk memenuhi salah satu tugas
Mata Kuliah Penelitian Pendidikan
Dosen Pengampu : Dra. Hj. Lina Siti Nurwahidah, M.Pd
Disusun Oleh:
Acep Mulyana
NIM. 12212005
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONEIA
SEKOLAH
TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
(STKIP)
GARUT
2015
A. Latar Belakang Masalah
Sistem pendidikan
di Indonesia ternyata telah mengalami banyak perubahan. Perubahan-perubahan itu
terjadi karena telah dilakukan berbagai usaha pembaharuan dalam
pendidikan.Akibat pengaruh itu pendidikan semakin mengalami kemajuan.
Pada
hakekatnya kegiatan beiajar mengajar adalah suatu proses interaksi atau
hubungan timbal balik antara guru dan siswa dalam satuan pembelajaran. Guru sebagai
salah satu komponen dalam proses belajar menganjar merupakan pemegang peran
yang sangat penting. Guru bukan hanya sekedar penyampai materi saja, tetapi
lebih dari itu guru dapat dikatakan sebagai sentral pembelajaran.
Motivasi
tidak hanya menjadikan siswa terlibat dalam kegiatan akademik, motivasi juga
penting dalam menentukan seberapa jauh siswa akan belajar dari suatu kegiatan
pembelajaran atau seberapa jauh menyerap informasi yang disajikan kepada
mereka. Siswa yang termotivasi untuk belajar sesuatu akan menggunakan proses
kognitif yang lebih tinggi dalam mempelajari materi itu, sehingga siswa itu
akan meyerap dan mengendapkan materi itu dengan lebih baik. Tugas penting guru
adalah merencanakan bagaimana guru mendukung motivasi siswa (Nur, 2001 : 3).
Untuk itu sebagai seorang guru disamping menguasai materi, juga diharapkan
dapat menetapkan dan melaksanakan penyajian materi yang sesuai kemampuan dan
kesiapan anak, sehingga menghasilkan penguasaan materi yang optimal bagi siswa.
Dari latar
belakang tersebut di atas maka penulis dalam penelitian ini mengambil judul ”
Meningkatkan Motivasi Dan Prestasi Belajar Bahasa Indinesia dengan Metode
Pembelajaran Discovery Pada Siswa Kelas V di SDN SUKAMAJU 01 KECAMATAN TALEGONG
TAHUN PELAJARAN 2014/2015“.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar helakang di atas,
maka dapat dirumuskan suatu masalah sebagai berikut:
1.
Bagaimanakah pengaruh metode pembelajaran discovery
terhadap motivasi belajar siswa mata pelajaran Bahasa Indonesia pada siswa
kelas V SDN Sukamaju 01 Kecamatan Talegong Tahun Pelajaran 2014/2015?
2.
Bagaimanakah peningkatan prestasi belajar siswa dengan
diterapkannya pembelajaran discovery mata pelajaran Bahasa Indonesia pada siswa
kelas V Sdn Sukamaju 01 Kecamatan Talegong Tahun Pelajaran 2014/2015?
C. Tujuan Penelitian
1.
Mengetahui pengaruh motivasi belajar siswa setelah
diterapkan pembelajaran discovery mata pelajaran Bahasa Indonesia pada siswa
kelas V SDN Sukamaju 01 Kecamatan Talegong Tahun Pelajaran 2014/2015.
2.
Mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa setelah
diterapkan pembelajaran discovery mata pelajaran Bahasa Indonesia pada siswa
kelas V SDN Sukamaju 01 Kecamatan Talegong Tahun Pelajaran 2014/2015.
D. Manfaat Penelitian
Penulis mergharapkan dengan hasil
penelitian ini dapat bermanfaat bagi :
1.
Guru
Memberikan informasi tentang
metode pembelajaran yang sesuai dengan materi Bahasa Indonesia.
2.
Siswa
Meningkatkan motivasi dan
prestasi pada mata pelajaran-pelajaran Bahasa Indonesia.
3.
Sekolah
Memberikan masukan bagi sekolah
sebagai pedoman untuk mengambil kebijakan di sekolah tersebut.
E. Anggapan Dasar
Variabel Agar tidak terjadi salah
persepsi terhadap judul penelitian ini, maka anggapan dasarnya perlu
didefinisikan hal-hal sebagai berikut: Metode pembelajaran penemuan (discovery)
adalah: Suatu cara mengajar yang melibatkan siswa dalam proses kegiatan mental
melalui tukar pendapat, dengan diskusi, seminar, membaca sendiri dan mencoba
sendiri. Agar anak dapat belajar sendiri
Motivasi belajar adalah: Suatu
proses untuk menggiatkan motif-motif menjadi perbuatan atau tingkah laku untuk
memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan, atau keadaan dan kesiapan dalam diri
individu yang mendorong tingkah. lakunya untuk berbuat sesuatu dalam mencapai
tujuan tertentu.
Prestasi belajar adalah: Hasil
belajar yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau dalam bentuk skor, setelah
siswa mengikuti pelajaran.
F. Hipotesis
Hipotesis yang diajukan dalam
penelitian ini yaitu dengan mengetahui Motivasi dan Prestasi Belajar Bahasa
Indonesia Dengan Metode Pembelajaran Discovery pada Siswa Kelas V di SDN
Sukamaju 01 Kecamatan Talegong Tahun Pelajaran 2014/2015 maka akan diketahui
sejauhmana motivasi dan Prestasi siswa dalam Belajar Bahasa Indonesia.
G. Kajian Teori
1.
Metode Pembelajaran Penemuan (Discovery)
Teknik penemuan
adalah terjemahan dari discovery. Menurut Sund discovery adalah proses mental
dimana siswa mampu mengasimilasikan sesuatu konsep atau prinsip. Yang
dimaksudkan dengan proses mental tersebut antara lain ialah: mengamati,
mencerna, mengerti, menggolong-golongkan, manbuat dugaan, menjelaskan, mengukur
membuat kesimpulan dan sebainya. Suatu konsep misalnya: segi tiga, pans,
demokrasi dan sebagainya, sedang yang dimaksud dengan prisnsip antara lain
ialah: logam apabila dipanaskan akan mengembang. Dalam teknik ini siswa
dibiarkan menemukan sendiri atau mengalami proses mental itu sendiri, guru
hanya membimbing dan memberikan instruksi.
Dr. J. Richard dan
asistennya mencoba self-learning siswa (belajar sendiri) itu, sehingga situasi
belajar mengajar berpindah dari situasi teacher learning menjadi situasi
student dominated learning. Dengan menggunakan discovery learning, ialah suatu
cara meng~ajar yang melibatkan siswa dalam proses kegiatan mental melalui tukar
pendapat, dengan diskusi, seminar, membaca sendiri dan mencoba sendiri. Agar
anak dapat belajar sendiri. Penggunaan teknik discovery ini guru berusaha
meningkatkan aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar. Maka teknik ini
memiliki keuntungan sebagai berikut: Teknik ini mampu membantu siswa untuk
mengembangkan, memperbanyak kesiapan, serta penguasaan keterampilan dalam
proses kognitif/pengenalan siswa. Siswa memperoleh pengetahuan yang bersifat
sangat pribadi individual sehingga dapat kokoh/mendalam tertinggal dalam jiwa
siswa tersebut. Dapat membangkitkan kegairahan belajar mengajar para siswa.
Teknik ini mampu
memberikan kesempatan kepada siswa untuk berkembang dan maju sesuai
dengankernampuannya masing-masing. Mampu mengarahkan cara siswa belajar,
sehingga lebih memiliki motivasi yang kuat untuk belajar lebih giat. Membantu
siswa untuk memperkuat dan menambah kepercayaan pada diri sendiri dengan proses
penemuan sendiri.
Strategi itu
berpusat pada siswa tidak pada guru. Guru hanya sebagai teman belajar saja,
membantu bila diperlukan. Walaupun demikian baiknya teknik ini toh masih ada
pula kelemahan yang perlu diperhatikan ialah: Pada siswa harus ada kesiapan dan
kematangan mental untuk cara belajar ini. Siswa harus berani dan berkeinginan
untuk mengetahui keadaan sekitarnya dengan baik. Bila kelas terlalu besar
penggunaan teknik ini akan kurang berhasil. Bagi guru dan siswa yang sudah
biasa dengan perencaan dan pengajaran tradisional mungkin akan sangat kecewa
bila diganti dengan teknik penemuan.
Dengan teknik ini
ada yang berpendapat bahwa proses mental ini ada yang berpendapat bahwa proses
mental ini terlalu mementingkan proses pengertian saja, kurang memperhatikan
perkembangan/pembentukan sikap dan keterampilan bagi siswa. Teknik ini mungkin
tidak memberikan kesempatan untuk berpikir secara kreatif.
2.
Motivasi Belajar
Pengertian Motivasi,
Motivasi adalah daya dalarn diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan
sesuatu, atau keadaan seseorang atau organisme yang menyebabkan-kesiapan
kesiapannya untuk memulai serangkaian tingkah laku atau perbuatan. Sedangkan
motivasi adalah suatu proses untuk menggiatkan motif-motif menjadi perbuatan
atau tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan, atau keadaan
dan kesiapan dalam diri individu yang mendorong tingkah lakunya untuk berbuat
sesuatu dalam mencapai tujuan tertentu (Usman, 2000: 28).
Sedangkan menurut
Djamarah (2002: 114) motivasi adalah suatu pendorong yang rnengubah energi
dalam diri seseorang kedalam bentuk aktivitas nyata untuk mencapai tujuan
tertentu.:Dalam proses belajar, motivasi sangat diperlukan sebab seseorang yang
tidak mempunyai motivasi dalam belajar tidak akan mungkin melakukan aktivitas
belajar. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Nur (2001: 3) bahwa siswa
yang termotivasi dalam belajar sesuatu akan menggunakan proses kognitif yang
lebih tinggi dalam mempelajari materi itu, sehingga siswa itu akan menyerap dan
mengendapkan materi itu dengan lebih baik.
Jadi motivasi adalah suatu kondisi yang mendorong seseorang untuk berbuat
sesuatu dalam mencapai tujuan tertentu.
Macam-macam
Motivasi
Menurut jenisnya motivasi dibedakan menjadi dua, yaitu:
a.
Motivasi Intrinsik
Jenis motivasi ini timbul
sebagai akibat dari dalam individu, apakah karena adanya ajakan, suruhan, atau
paksaan dari orang lain sehingga dengan kondisi yang demikian akhirnya ia mau
melakukan sesuatu atau belajar (Usman, 2000: 29).
Sedangkan menurut Djamarah
(2002: 115), motivasi instrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau
berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam setiap diri
individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu.
Menurut Winata (dalam
Erriniati, 1994: ]05) ada beberapa strategi dalam mengaiar untuk membangun
motivasi intrinsik. Strategi tersebut adalah sebagai berikut:
-
Mengaitkan tujuan belajar dengan tujuan siswa.
-
Memberikan kebebasan dalam memperluas materi pelajaran
sebatas yang pokok.
-
Memberikan banyak waktu ekstra bagi siswa untuk
mengerjakan tugas dan memanfaatkan surnber belajar di sekolah. Sesekali
memberikan penghargaan pada siswa atas pekerjaannya.
-
Meminta siswa untuk menjeiaskan hasil pekerjaannya.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi instrinsik adalah
motivasi yang timbul dari dalam individu yang berfungsinya tidak perlu
dirangsang dari luar. Seseorang yang merniliki motivasi intrinsik dalam darinya
maka secara sadar akan melakukan suatu kegiatan yang tidak memerlukan motivasi
dari luar dirinya.
b.
Motivasi Ekstrinsik
Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat pengaruh dari luar individu,
apakah karena adanya ajakan, suruhan, atau paksaan dari orang lain sehingga
dengan kondisi yang demikian akhirnya ia mau melakukan sesuatu atau belajar.
Misalnya seseorang mau belajar karena ia disuruh oleh orang tuanya agar
mendapat peringkat pertama di kelasnya (Usman, 2000: 29).
Sedangkan menurut Djamarah (2002: 117), motivasi ekstrinsik adalah
kebalikan dari motivasi intrinsik.Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang
aktif dan berfungsi karena adanya perangsang dari luar. Beberapa cara
membangkitkan motivasi ekstrinsik dalam menumbuhkan motivasi instrinsik antata
lain:
Kompetisi (persaingan): guru berusaha menciptakan persaingan di antara
siswanya untuk meningkatkan prestasi belajarnya, berusaha memperbaiki hasil
prestasi yang telah dicapai sebelumnya dan mengatasi prestasi orang lain. Pace
Making (membuat tujuan sementara atu dekat): Pada awal kegiatan belajar
mengajar guru, hendaknya terlebih dahulu menyampaikan kepada siswa TPK yang
akan dicapai sehingga dengan demikian siswa berusaha untuk mencapai TPK
tersebut.
Tujuan yang jelas: Motif mendorong individu untuk mencapai tujuan. Makin
jelas tujuan, makin besar ni]ai tujuan bagi individu yang bersangkutan dan
makin besar pula motivasi dalam melakuakan sesuatu perbuatan.
Kesempurnaan untuk sukses: Kesuksesan dapat menimbulkan rasa puas,
kesenangan dan kepercayaan terhadap diri sendiri, sedangkan kegagalan akan
membawa efek yang sebaliknya. Dengan demikian, guru hendaknya banyak memberikan
kesempatan kepada anak untuk meraih sukses dengan usaha mandiri, tentu saja
dengan bimbingan guru.
Minat yang besar: Motif akan timbul jika individu memiliki minat yang
besar; Mengadakan penilaian atau tes. Pada umumnya semua siswa mau belajar
dengan tujuan memperoleh nilai yang baik. Hal ini terbukti dalam kenyataan bawa
banyak siswa yang tidak belajar bila tidak ada ulangan. Akan tetapi, bila guru
mengatakan bahwa lusa akan diadakan ulangan lisan, barulah siswa giat belajar
dengan menghafal agar ia mendapat nilai yang baik. Jadi, angka atau nilai itu
merupakan motivasi yang kuat bagi siswa.
Dari uraian di atas diketahui bahwa motivsi ekstrinsik adalah motivasi yang
timbul dari luar individu yang berfungsinya karena adanya perangsang dari luar,
misalnya adanya persaingan, untuk mencapai nilai yang tinggi, dan lain
sebagainya.
3.
Prestasi Belajar Bahasa Indonesia
Belajar dapat membawa suatu perubahan pada individu yang belajar. Perubahan
ini merupakan pengalaman tingkah laku dari yang kurang baik menjadi lebih baik.
Pengalaman dalam belajar merupakan pengalaman yang dituju pada hasil yang akan
dicapai siswa dalam proses belajar di sekolah. Menurut Poerwodarminto (1991:
768), prestasi belajar adalah hasil yang dicapai (dilakukan, dekerjakan), dalam
hal ini prestasi belajar merupakan hasil pekerjaan, hasil penciptaan oleh
seseorang yang diperoleh dengan ketelitian kerja serta perjuangan yang
membutuhkan pikiran.
Berdasarkan uraian diatas dapat dikatakan bahwa prestasi belajar yang
dicapai oleh siswa dengan melibatkan seluruh potensi yang dimilikinya setelah
siswa itu melakukan kegiatan belajar.Pencapaian hasil belajar tersebut dapat
diketahui dengan mengadakan penilaian tes hasil belajar.Penilaian diadakan
untuk rnengetahui sejauh mana siswa telah berhasil mengikuti pelajaran yang
diberikan oleh guru. Di samping itu guru dapat mengetahui sejauh mana
keberhasilan guru dalam proses belajar mengajar di sekolah.
Sejalan dengan prestasi belajar, maka dapat diartikan bahwa prestasi
belajar Bahasa Indonesia adalah nilai yang dipreoleh siswa setelah melibatkan
secara langsung/aktif seluruh potensi yang dimilikinya baik aspek kognitif
(pengetahuan), afektif (sikap) dan psikomotor (keterampilan) dalam proses
belajar mengajar Bahasa Indonesia.
4.
Hubungan Motivasi dan Prestasi Belajar Terhadap Metode
Pembelajaran Penemuan (Discovery)
Motivasi adalah suatu kondisi yang mendorong seseorang untuk berbuat
sesuatu dalam mencapai tujuan tertetntu. Siswa yang termotivasi untuk belajar
sesuatu akan menggunakan proses kognitif yang lebih tinggi dalam mempelajari
materi itu, sehingga siswa itu akan menyerap dan mengendapkan materi itu dengan
lebih baik (Nur, 2001: 3). Sedangkan prestasi belajar adalah hasil yang dicapai
oleh siswa dengan melibatkan seluruh pctensi yang dimilikinya setelah siswa itu
melakukan kegiatan belajar.
Sedangkan metode pembelajaran penemuan (discovery) adalah suatu metode
pembelajaran yarg memberikan kesempatan dan menuntut siswa terlibat secara
aktif di dalam mencapai tujuan pembelajaran dengan menberikan informasi singkat
(Siadari, 2001: 7). Pengetahuan yang diperoleh dengan belajar penemuan
(discovery) akan bertahan lama, mempunyai efek transfer yang lebih baik dan
meningkatkan siswa dan kemampuan berfikir secara bebas.
Secara umum belajar penemuan (discovery) ini melatih keterampilan kognitif
untuk menemukan dan memecahkan masalah tanpa pertolongan orang lain. Selain
itu, belajar penemuan membangkitkan keingintahuan siswa, memberi motivasi untuk
bekerja sampai menemukan jawaban (Syafi’udin, 2002: 19).
Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa dengan adanya motivasi
dalam pembelajaran model penemuan (discovery) tersebut maka hasil-hasil belajar
akan menjadi optimal. Makin tepat motivasi yang diberikan, akan makin berhasil
pula pelajaran itu. Dengan motivasi yang tinggi maka intensitas usaha belajar
siswa akan tinggi pula. Jadi motivasi akan senantiasa menentukan intesitas
usaha belajar siswa. Hasil ini akan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
H.
Populasi dan
Sampel
Populasi
dalam penelitian ini adalah dengan mengetahui Motivasi dan Prestasi Belajar
Bahasa Indonesia Dengan Metode Pembelajaran Discovery siswa kelas V SDN Sukamaju
01 Kecamatan Talegong Tahun Pelajaran 2014/2015. Sampel Penelitian Penentuan sampel
dalam penelitian ini menggunakan teknik sampel random atau sampel acak dengan
cara undian.
I.
Metode dan
Teknik
Motode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) yang
bersifat reflektif, partisipatif, kolaboratif, dan spiral, bertujuan untuk
melakukan perbaikan-perbaikan terhadap sistim, cara kerja, proses, isi, dan
kompetensi atau situasi pembelajaran. PTK yaitu suatu kegaitan menguji cobakan
suatu ide ke dalam praktik atau situasi nyata dalam harapan kegiatan tersebut
mampu memperbaiki dan meningkatkan kualitas proses belajar mengajar ( Riyanto,
2001)
Pada
penelitian ini, peneliti sebagai guru dan merencanakan kegiatan berikut :
-
Menyusun angket untuk pembelajaran dan menyusun
rencana program pembelajaran
-
Mengumpulkan data dengan cara mengamati kegiatan
pembelajaran dan wawancara untuk mengetahui proses pembelajaran yang dilakukan
oleh guru kelas
-
Melaksanakan rencana program pembelajaran yang telah
dibuat
Melaporkan hasil penelitian
J.
Teknik
Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan
data pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik sebagai berikut :
1.
Wawancara
Wawancara awal dilakukan pada guru dan siswa untuk menentukan tindakan.
Wawancara dilakukan untuk mengetahui kondisi awal siswa.
2.
Angket
Angket merupakan data penunjang yang digunakan untuk mengumpulkan informasi
terkait dengan respon atau tanggapan siswa terhadap penerapan pembelajaran
kooperatif
3.
Observasi
Observasi dilaksanakan untuk memperoleh data kemampuan berpikir siswa yang
terdiri dari beberapa deskriptor yang ada selama pembelajaran
berlangsung.Observasi ini dilakukan dengan menggunakan lembar observasi yang
telah disusun. Obsevasi dilakukan oleh 3 orang observer.
4.
Test
Test dilaksanakan setiap akhir siklus, hal ini dimaksudkan untuk mengukur
hasil yang diperoleh siswa setelah pemberian tindakan. Test tersebut berbentuk
multiple choise agar banyak materi tercakup
5.
Catatan lapangan
Catatan lapangan digunakan sebagai pelengkap data penelitian sehingga
diharapkan semua data yang tidak termasuk dalam observasi dapat dikumpulkan
pada penelitian ini.
K.
Teknik
Pengolahan Data
a.
Data dan sumber
Data dalam penelitian ini adalah kemampuan berfikir siswa yang diperoleh
dengan mengamati munculnya pertanyaan dan jawaban yang muncul selama diskusi
berlangsung. Data untuk hasil penelian diperoleh berdasarkan nilai ulangan
harian (test). Sumber data penelitian adalah siswa kelas V SDN Sukamaju 01 Sebagai
obyek penelitian.
-
Kemampuan Berfikir
Kualitas pertanyaan dan jawaban siswa dianalisis dengan rubric. Kemudian
untuk mengetahui peningkatan skor kemampuan berfikir, pertanyaan dan jawaban
yang telah dinilai dengan rubric pada siklus I dibandingkan dengan pertanyaan
dan jawaban yang telah dinilai dengan rubric pada siklus II.
Hasil
Belajar
Hasil
belajar pada aspek kognitif dari hasil test dianalisis dengan teknik analisis
evaluasi untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa. Caranya adalah dengan
menganalisis hasil test formatif dengan menggunakan kriteria ketuntasan
belajar. Secam Aswirara individu, siswa dianggap telah belajar tuntas apabila
daya serapnya mencapai 65 %, Secara kelompok dainggap tuntas jika telah belajar
apabila mencapai 85 % dari jumlah siswa yang mencapai daya serap minimal 65 %
(Dedikbud 2000 dalam Aswirda 2007)
Tahap-tahap
penelitian
Berdasarkan
observasi awal yang dilakukan proses pembelajaran yang dilakukan adalah model
pembelajaran kooperatif. Penelitian ini akan dilaksanakan dalam dua siklus.
Setiap siklus tediri dari perencanaan, tindakan, penerapan tindakan, observasi,
refleksi.
Siklus I
1.
Perencanaan
Sebelum
melaksanakan tindakan maka perlu tindakan persiapan. Kegiatan pada tahap ini
adalah:
-
Penyusunan RPP dengan model pembelajaran yang
direncanakan dalam PTK.
-
Penyusunan lembar masalah/lembar kerja siswa sesuai
dengan indikator pembelajaran yang ingin dicapai
-
Membuat soal test yang akan diadakan untuk mengetahui
hasil pemebelajaran siswa.
-
Membentuk kelompok yang bersifat heterogen baik dari
segi kemampuan akademis, jenis kelamin,maupun etnis.
-
Memberikan penjelasan pada siswa mengenai teknik
pelaksanaan model pembelajaran yang akan dilaksanakan
2.
Pelaksanaan Tindakan
Melaksanakan kegiatan sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah dibuat.
Dalam pelaksanaan penelitian guru menjadi fasilitator selama pembelajaran, siswa
dibimbing untuk belajar Bahasa Indonesia secara kooperatif learning dengan
model …… Adapun langkah – langkah yang dilakukan adalah (sesuaikan dengan skenario
pembelajaran)
3.
Kegiatan penutup
Di akhir pelaksanaan pembelajaran pada tiap siklus, guru memberikan test
secara tertulis untuk mengevalausi hasil belajar siswa selama proses
pembelajaran berlangsung.
Pengamatan dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung dan hendaknya
pengamat melakukan kolaborasi dalam pelaksanaannya.
Refleksi
Pada tahap
ini dilakukan analisis data yang telah diperoleh. Hasil analisis data yang
telah ada dipergunakan untuk melakukan evaluasi terhadap proses dan hasil yang
ingin dicapai. Refleksi dimaksudkan sebagai upaya untuk mengkaji apa yang telah
atau belum terjadi, apa yang dihasilkan, kenapa hal itu terjadi dan apa yang
perlu dilakukan selanjutnya. Hasil refleksi digunakan untuk menetapkan langkah
selanjutnya dalam upaya unttuk menghasilkan perbaikan pada siklus.
Siklus II
Kegiatan
pada siklus dua pada dasarnya sama dengan pada siklus I hanya saja perencanaan
kegiatan mendasarkan pada hasil refleksi pada siklus I sehingga lebih mengarah
pada perbaikan pada pelaksanaan siklus I.
DAFTAR
PUSTAKA
Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan. 1990. Kamus
Besar Bahasa Indonesia.
Jakarta: Balai Pustaka
Dimyati dan Mujiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran.
Jakarta: Rineka Cipta
Jadwal
Penelitian
Jadwal
Penelitian akan dilaksanakan pada bulan Mei s.d Juli 2015 dengan langkah-langkah
sebagai berikut.
No
|
Waktu Kegiatan
|
Mei
|
Juni
|
Juli
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
Penyusunan
Proposal
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
2
|
Penyusunan
Latar Belakang
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
3
|
Perbaikan
Latar Belakang
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
4
|
Penyusunan
Batasan dan Rumusan Masalah
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
5
|
Perbaikan
Batasan dan Rumusan Masalah
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Penyusunan
Tujuan Penelitian
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Perbaikan
Tujuan Penelitian
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Penyusunan
Manfaat Penelitian
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Perbaikan
Manfaat Penelitian
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Penyusunan
Anggapan Dasar
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Perbaikan
Anggapan Dasar
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Penyusunan
Hipotesis
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Perbaikan
Hipotesis
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Penyusunan
Kajian Teori
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Perbaikan
Kajian Teori
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Penyusunan
Populasi Dan Sampel
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Perbaikan
Populasi Dan Sampel
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Penyusunan
Metode Dan Teknik
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Perbaikan
Metode Dan Teknik
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Penyusunan
Teknik Pengumpulan Data
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Penyusunan
Teknik Dan Pengolahan Data
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Perbaikan Teknik
Pengolah Data
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|