Sunday, August 2, 2015

STUDYTOUR KE BADAN BAHASA DAN DUPAN


Dosen berfose dengan bapak Wisnu
penyampaian materi seputar Bahasa dan Sastra Indonesia
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, merupakan instansi pemerintah yang ditugaskan untuk menangani masalah kebahasaan dan kesastraan di Indonesia. Kita Sebagai jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia perlu mengetahui apa saja yang terjadi dengan Bahasa Indonesia. Bukan hanya itu kita juga dituntut untuk memahami penggunaan bahasa dan sastra Indonesia yang baik dan benar sesuai dengan keadaan situasai dan kondisi dimana kita menggunakan bahasa itu, baik ketika kita berada di lingkungan formal maupun non formal. Seperti halnya kita sedang berada di lingkungan formal atau situasi resmi, maka kita semestinya dapat menggunakan bahasa yang baik dan benar dengan menggunakan bahasa ilmiah.
Minggu, 19 Mei 2014, Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Garut mengadakan kunjungan ke Pusat bahasa dengan tujuan agar mahasiswa mengetahui apa saja yang terjadi dengan bahasa dan sastra indonesia. Saya tentu merasa senang diberi kesempatan untuk berkunjung ke pusat bahasa, karena akan banyak ilmu serta pengalaman baru yang saya dapatkan.  Kami beserta rombongan berangkat sekitar pukul 23.00 WIB dengan menggunakan bus pariwisata. Sebelum pemberangkatan saya sempat kebingungan apa saja yang harus dibawa karena waktu itu tidak mempersiapkan apa pun yang harus dibawa, sehingga saya berangkat seadanya tanpa harus membawa bekal yang maksimal.
Perjalanan pun baru dimulai, kebetulan saya  menaiki bus rombongan ke tiga . Kami terpisah enam orang dari teman-teman sekelas. Diantaranya Yanu Ardiansyah, Dadan Ramdani, Lesmana Putra, Irfan Rudiansyah, dan Muhamad Indra Irawan. Kami menduduki kursi paling belakang dan bergabung dengan kelas 2 A. Banyak sekali hal yang kami lakukan di dalam bus diantaranya becanda, ketawa-ketawa, nyanyi, mendengarkan musik, tidur dan yang paling senang kami dapat makanan banyak dari kelas 2- A. hehe.. Kami tidak merasa canggung dengan mereka sebab keakraban kami telah terjalin dari dulu.
Tidak terasa waktu terus berlalu, tidak sadar saya tertidur selama beberapa jam. Namun salah satu temanku membangunkan dan ternyata sedang ada pembagian kudapan. Saya pun bergegas untuk mengambil kudapan itu, kira-kira sekitar pukul 2.30 WIB. Setelah itu saya tidur lagi karena tak kuat menahan rasa kantuk. Sadar-sadar sudah berada di Mesjid Istiqlal pada pukul 4.30 WIB bertepatan dengan dikumandangkannya adzan subuh.
Sesampainya disana saya dapat melihat berbagai bentuk bangunan yang megah dan arsitektur  unik. Selain itu saya dapat merasakan udara yang sejuk di pagi hari dan berjalan menuju mesjid Istiqlal. Subhanallah, seperti mimpi saya dapat menginjakan kaki di Mesjid Istiqlal untuk melaksanakan shalat subuh berjamaah. Ternyata memang benar apa yang dilihat di televisi-televisi. Mesjid ini selalu ramai dengan pengunjung dari berbagai daerah. Saya melihat banyak sekali orang yang melaksanakan shalat subuh di mesjid ini dari berbagai daerah seperti ketika melihat pengunjung ada yang dari jawa, padang, papua dan lain-lain.
Mungkin Mesjid Istiqlal ini merupakan salah satu mesjid terpaporit masyarakat Jakarta dan masyarakat Indonesia pada umumnya, karena Masjid Istiqlal adalah masjid nasional Republik Indonesia yang dimana setiap upacara atau peringatan hari besar Islam senantiasa digelar di masjid ini. Misalnya pada saat Hari Raya Idul Fitri, Idul Adha, Isra Mi'raj, dan Maulid Nabi kemudian diliput melalui televisi nasional.
Lokasi mesjid ini  berada diantara gedung-gedung yang menjulang serta  perusahaan-perusahan yang megah. Bangunan utama masjid ini terdiri dari lima lantai dan satu lantai dasar. Saya melirik sana-sini ternyata mesjid ini memiliki gaya arsitektur modern dengan dinding dan lantai berlapis marmer, dihiasi ornamen geometrik dari baja antikarat. Anehnya ketika saya melihat ke sebrang masjid ini ada bangunan Gereja Katedral Jakarta. Akan tetapi tempat peribadatan yang berbeda keyakinan ini tidak menimbulkan perselisihan dan saling menghormati.
Tak terasa waktu sudah pagi, lalu kami pun melajutkan perjalanan ke Pusat Bahasa. Di sana semua mahasiswa dikumpulkan untuk menerima materi dari salah satu perwakilan lembaga Badang Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. Kalau tidak salah Bapak Wisnu namanya. Beliau memaparkan mengenai sejarah, tugas dan fungsi, serta bagaimana cara penggunaan bahasa yang baik dan benar yang harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Maka semua itu tidak terlepas dari pemahaman kita terhadap penggunaan fonologi, morfologi dan sintaksi.
Alhamdulillah banyak ilmu yang saya dapatkan, selain itu saya medapat buku panduan Bahasa Indonesia yang mudah-mudahan dapat saya gunakan dikemudian hari. Setelah semuanya selesai, kami pun berangkat melanjutkan perjalanan  ke dupan atau (dunia pantasi). Di sekitar perjalanan saya melihat berbagai pemandangan indah yang dikelilingi oleh berbagai gedung pencakar langit. Jalan yang melintang dari berbagai arah serta orang-orang yang berjalan kaki di pinggir jalan. Terlihat kesibukan orang-orang di sekeliling dengan berbagai aktivitas berbaur dengan kemacetan kendaraan sepanjang jalan di Jakarta.
Tiba-tiba salah satu dari konektur bus mengumumkan melalui pengeras suara bahwa semua orang harus membawa tiket sebagai salah satu syarat untuk memasuki wahana permainan di sana. Sampailah Bus yang kami naiki menuju Dupan (Dunia Pantasi) Ancol. Kami pun segera bergegas turun untuk mengikuti instruksi yang di sarankan oleh dosen.
Kemudian kami memasuki wahana yang berada di kawasan dunia pantasi. Permainan pertama yang saya naiki adalah histeria. Histeria ini merupakan permainan yang sangat menantang dan menguji nyali. Tidak sedikit orang tertarik dengan permainan ini termasuk saya pribadi. Saya memberanikan diri mencoba permainan ini karena tertarik melihatnya.  Ketika saya dinaikan ke ketinggian kurang lebih sekitar 30 meter, lalu dijatuhkan ke bawah dengan duduk menggunakan kursi.  Ketika mulai dinaikan ke atas rasanya seperti mau terbang ke angkasa dengan melihat pemandangan laut tepat di depan mata, namun ketika di kebawahkan secara serentak rasanya seperti dijatuhkan dari langit. Saya seperti kehilangan kesadaran betapa tidak begitu cepatnya permainan ini naik turun ke bawah dan ke atas sehingga jantung pun terasa copot. Setelah itu saya  memasuki permainan yang lain kira-kira sekitar delapan permainan dan sungguh luar biasa pengalaman ini memberikan kesan, pengalaman dan pelajaran yang sangat berarti bahkan saya dapat merasakan ketika berada di permainan tersebut betapa jauhnya diri ini dengan Tuhan. Ternyata setelah saya menaiki berbagai permainan yang menantang adrenalin itu sungguh saya masih lemah, dengan ciptaan manusia saja hampir tak sadar diri apalagi dengan melihat semua ciptaan yang ada di alam ini.

Ruangan mesjid istiqlal sewaktu melaksanakan shalat subuh berjamaah















ruangan Mesjid Istiqlal






















Cora-cora
















Histeria
























saat istirahat selepas turun dari permainan histeria













pemandangan depan laut Ancol



0 komentar: