Kematian merupakan misteri yang tidak dapat diketahui oleh siapapun termasuk Rasulullah SAW. Allah SWT berfirman dalam Alquran bahwa setiap yang bernyawa pasti akan meninggal. Misteri kematian hanya menjadi milik Allah SWT. Tidak ada satu pun orang akan mengetahui seperti apa akhir perjalanan hidupnya di dunia. Apakah akan menjadi baik atau menjadi buruk.
Khusnul khatimah merupakan keadaan dimana
umat muslim yang meninggal dalam kondisi yang baik. Contohnya ketika sedang
melaksanakan sholat, membaca Alquran, berinfak, bersedekah, dan segala amalan
baik lainnya. Selain itu muslim tersebut juga meninggal dalam kondisi membawa
keimanan kepada Allah SWT. Tentu hal ini menjadi keinginan semua umat muslim di
dunia ini.
Rasulullah bersabda “Apabila Allah
menghendaki kebaikan pada hamba-Nya, Allah akan memanfaatkannya. Kemudian para
sahabat bertanya, bagaimana Allah akan memanfaatkannya? Rasulullah menjawab,
Allah akan memberikannya taufik untuk beramal saleh sebelum dia meninggal.” (HR
Imam Ahmad).
Ada beberapa faktor yang bisa mendatangkan
khusnul khatimah, diantaranya yang pertama ketaatan dan ketakwaan pada Allah
SWT, terutama menjauhi syirik. “Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa syirik
dan Dia mengampuni dosa selain syirik bagi siapa yang dikehendaki-Nya.
Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, sungguh ia telah berbuat dosa yang
besar. (QS an-Nisa [4]:48).
Kedua, berdoa agar Allah memberikan rahmat
berupa khusnul khatimah, memanggil kita dalam kondisi beriman kepada-Nya. Doa
yang bisa dipanjatkan, antara lain, “Ya Tuhanku, berikanlah kepadaku hikmah
dan masukkanlah aku ke dalam golongan orang-orang yang saleh dan panggillah aku
dalam keadaan khusnul khatimah.”
Tugas kita sebagai manusia yang lemah dan
tidak berdaya ini adalah berusaha bagaimana agar bisa mendapatkan pertolongan
dari Allah SWT dari awal kehidupan sampai akhir kehidupan kita. Karena,
sesungguhnya kesuksesan seorang hamba bukan ketika hidup, melainkan pada
penghujung hidupnya dan karena Dialah pemilik hati sesungguhnya. “Sesungguhnya
kalbu-kalbu keturunan anak Adam berada di antara dua jari dari jari-jari Allah
laksana satu hati, Allah membolak-balikkannya sesuai kehendak-Nya.” (HR Muslim
dari Abdullah bin Amr RA). Walohualam. .