Berjalan di jalur yang sunyi terpisah dengan keramaian Menyebrangi berbagai jembatan untuk membentuk metamorposis diri yang hilang dari kesadaran akan keberadaan, tugas-tugas dan tanggung jawab sebagai insan...
Hilangnya bukan karena tak mau mencari, tapi terhalang titik hitam yang menjalar ke seluruh darah mengalir ke detak jantung, lalu berhasil mengelabui tindak langkah yang angkuh, ego dan amarah...
Sesekali melampoi batas amarah sampai hilang kesdaran menutup suara hati yang bersebrangan, mengalahkannya menjadi bias terpedaya dengan dirinya....
Sesaat menyesali, menyadari, hilang kembali dan berulang sampai menemukan batas diri yang jatuh tersungkur diantara jurang kehinaan,...
Aku harus berjalan diantara kerikik-kerikil tajam sampai darah bercucuran untuk membayar semua nasib diri yang telah dilalui, berharap kedamaian, ketentraman hadir kembali bersama waktu. . .