Tanpa
terasa tamu agung itu telah hadir di depan mata. Rasanya baru kemarin kita
menunaikan ibadah puasa di bulan Ramadhan ini dengan suka cita, kebahagian, dan
penuh perjuangan untuk mengejar cintaNya Allah. Hadirnya bulan Ramadahan ini kita
berharap dapat mendidik diri menjadi manusia yang berkualitas dan mampu
melakukan perubahan ke arah yang lebih baik.
Untuk
menjadi manusia yang berkualitas, memang tidaklah mudah. Dibutuhkan proses dan
perjuangan agar tetap istiqomah mendisiplinkan diri belajar dan menggali ilmu kehidupan
sebanyak-banyaknya. Akan tetapi selaku manusia biasa kadang kita lupa dan khilaf.
Oleh karena itu mari saling mengingatkan agar bulan mulia ini menjadi bulan
yang penuh berkah dan menjadi peluang untuk mendapatkan bekal amal sebanyak-banyaknya.
Selaku
muslim tentu kita berharap waktu yang kita lewati di bulan Ramadhan ini, terisi
dengan kegiatan positif seperti memperbanyak tilawah, sedekah, membantu sesama,
memberi makan untuk berbuka serta amalan-amalan lainnya. Akan tetapi tanpa
disadari ada pencuri amal yang selalu mengikuti kita, mengintai setiap
kesempatan, saat kita lengah kita akan terjebak dalam situasi merugikan.
Hati-hati jika hal tersebut ada pada diri kita, bisa jadi puasa yang kita
jalankan akan sia-sia. Lalu apa saja pencuri amal di bulan Ramadhan itu. Saya akan
memaparkan lima hal yang dapat mencuri amalan di bulan Ramadhan.
1.
Obrolan yang sia-sia
Sebagai
makhluk sosial kita tidak akan terlepas dari berinteraksi dengan orang lain. Dari
interaksi tersebut akan menghasilkan sebuah komunikasi atau percakapan untuk
berbagai kepentingan. Akan lebih baik jika yang disampaikan dianggap penting
seperti menyampaikan nasihat berupa kebaikan, berdiskusi untuk menyelesaikan
masalah, bersilaturahmi dengan tujuan yang baik dan bermusyawarah. Tentu hal
itu akan bermanfaat bahkan menjadi amal kebaikan. Namun sebaliknya apabila percakapan
kita hanya dipakai untuk obrolan yang sia-sia tentu akan merusak iman kita. Ada
orang yang berkomunikasi hanya untuk sekadar humor, becanda bahkan yang sering
tidak disadari membicarakan orang lain (gibah), tanpa sadar waktu kita habis
hanya untuk ngobrol itu-itu saja. Sebaiknya hindari hal demikian supaya kita terjaga
dari fitnah dan bahaya yang disebabkan oleh lisan, sebagaimana sabda Rasulullah
saw yang diriwayatkan dari Abu Hurairah: “Puasa
bukanlah hanya menahan makan dan minum saja. Akan tetapi, puasa adalah menahan
diri dari perkataan lagwu dan rofats. Apabila ada seseorang yang mencelamu atau
berbuat usil padamu, katakanlah padanya: “Aku sedang puasa, aku sedang puasa”.
(H.R Ibnu Majah dan Hakim. Syaikh Al-Bani dalam shohih At Targib wa At Tarhib
no. 1082)
2.
Nonton Televisi
Ketika
aktivitas mulai santai, menonton televisi menjadi alternatif untuk mengisi
waktu luang. Beberapa program televisi telah menyuguhkan tayangan menarik. Sayangnya
program televisi saat ini tidak semua positif, bahkan sangat berpengaruh
terhadap prilaku sosial masyarakat baik secara moral, pola pikir, gaya hidup dan
prilaku menyimpang lainnya.
Seharusnya
program televisi di bulan Romadhan diisi dengan program inspiratif yang dapat
menyadarkan masyarakat akan nilai-nilai kehidupan, tetapi saat ini tidak
sedikit program-program televisi yang hanya menayangkan program hiburan tidak
wajar, humor yang berlebihan sehingga tidak ada nilai yang dapat diambil, malah
akan menggugurkan pahala puasa kita. Mari untuk lebih cermat dalam memilih
program televisi agar kita tidak terjebak oleh tontonan-tontonan perusak iman,
jika banyak madhorotnya lebih baik tinggalkan dan ganti dengan aktivitas
positif.
3.
Media Sosial
Akhir-akhir
ini banyak kasus yang terjadi akibat media sosial. Ada istilah baru yang saya
dengar melalui percakapan di televi bahwa “jempolmu harimaumu” artinya ketika
kita tidak bijak dalam menyampaikan tulisan di media sosial maka akan menjadi
perbincangan publik yang sangat berbahaya, bahkan sel penjara akan menerkam
pelaku kejahatan tersebut. Coba perhatikan orang yang masuk ke media sosial
baik facebook, twiter, Instagram, google, youtube, tidak hanya masyarakat
tertentu saja akan tetapi semua orang dapat menggunakan media sosial. Biasanya
orang akan menulis status untuk menyampaikan aspirasi, pendapat, kritikan, sindirin,
curahan pribadi, bahkan hujatan. Mereka tidak sadar bahwa statusnya dapat dibaca
oleh setiap orang yang berkunjung ke media sosial. Jika ada yang merasa
tersinggung maka akan menjadi masalah besar, bahkan seseorang yang melanggar
ketertiban di media sosial akan berhadapan dengan hukum.
Padahal
pemerintah telah menetapkan Undang-undang No. 19 tahun 2016 tentang Informasi
dan Transaksi Elektronik yang disahkan pada tanggal 27 Oktober 2016 dan mulai
berlaku tanggal 28 November 2016. Dengan adanya undang-undang ini kita harus lebih
hati-hati dalam menggunakan media sosial, jangan sampai dijadikan tempat untuk
menyebarkan kebencian, fitnah, menghujat, menyebarkan informasi yang tidak
seharusnya karena dalam pasal 27 ayat 3 ada ancaman tindak pidana pencemaran
nama baik. Oleh karena itu marilah kita menggunakan media sosial dengan bijak agar
tidak merugikan diri sendiri maupun orang lain. Sudah seharusnya media sosial
digunakan sebagai sarana untuk berbagi informasi, ilmu, nasihat, silaturahmi,
bahkan sebagai tempat untuk mencari penghasilan tentu akan lebih bermanfaat.
4.
Ngabuburit Tanpa Tujuan
Kata
“ngabuburit” sudah menjadi perkataan yang tren ketika bulan Ramadhan tiba. Di
Indonesia khususnya kata ngabuburit identik digunakan untuk mengisi waktu luang
dengan berbagai aktifitas tertentu sambil menunggu waktu berbuka puasa. Sangat
menarik apabila aktivitas ngabuburit tersebut diisi dengan kegiatan produktif
seperti tilawah, belajar ngaji, berbagi dengan sesama, belajar masak, membuat
karya, berjualan, tentu akan menghasilkan sesuatu yang bermanfaat. Lain halnya
dengan pemuda-pemudi yang ngebuburit untuk sekadar nongkrong, bepergian tanpa
tujuan. Sebagaimana
orang yang berpuasa tetapi tidak menahan diri dari nafsu ia hanya mendapatkan
lapar saja. Hal ini sejalan dengan sabda Rasulullah saw: “Betapa banyak orang yang berpuasa namun dia tidak mendapatkan dari
puasanya tersebut kecuali rasa lapar dan
dahaga” (H.R Ath Thobroniy dalam Al Kabir. Syaikh Al-Bani dalam shohih At
Targib wa At Tarhib no. 1084 mengatakan hadits ini shohih ligoirihi yaitu shohih dilihat dari jalur lainnya).
5.
HP
HP
merupakan alat komunikasi yang digunakan untuk bertukar informasi atau pesan berupa
sms, telepon maupun online. Adanya HP dapat mempermudah informasi masyarakat
dalam berbagai hal. HP dapat dijadikan sebagai sumber inspirasi, penghasilan
dan sesuatu yang berguna. Hal ini tergantung siapa penggunanya apakah mau dipakai
untuk sesuatu yang bermanfaat atau madhorot.
Melihat
fenomena yang terjadi di masyarakat saat ini, HP seolah-olah menjadi kebutuhan
pokok. mereka tidak dapat beraktivitas jika tidak membawa HP. Bayangkan saja dari
mulai bangun tidur apa yang pertama kali diingat? tentu HP bukan. Untuk apa? Mungkin
saja mencari informasi, barangkali ada pesan penting dari rekan kerja sehingga akan
segera melihatnya. Namun masalahnya ketika pesan itu sudah dibaca atau tidak
ada pesan sekalipun kadang-kadang kita membuka yang lainnya sampai akhirnya
terlena dan waktu habis digunakan hanya untuk memegang HP. Jadinya aktivitas
kita terhambat, agenda sehari-hari berantakan tanpa menghasilkan sesuatu. Jika
fenomena ini terjadi pada kita, sebaiknya mulai ditinggalkan.
Saya
kira masih banyak pencuri-pencuri amal lain di bulan Ramadhan ini bahkan ada
yang lebih berbahaya. Namun yang terpenting setelah kita tahu, sebaiknya segara
tinggalkan aktivitas-aktivitas yang dapat membatalkan puasa kita. Mari isi
kegiatan Ramadhan ini dengan sesuatu yang lebih bermanfaat agar menjadi berkah
dan bernilai ibadah.