Saturday, June 3, 2017

PENCURI AMAL DI BULAN RAMADHAN

Tanpa terasa tamu agung itu telah hadir di depan mata. Rasanya baru kemarin kita menunaikan ibadah puasa di bulan Ramadhan ini dengan suka cita, kebahagian, dan penuh perjuangan untuk mengejar cintaNya Allah. Hadirnya bulan Ramadahan ini kita berharap dapat mendidik diri menjadi manusia yang berkualitas dan mampu melakukan perubahan ke arah yang lebih baik.
Untuk menjadi manusia yang berkualitas, memang tidaklah mudah. Dibutuhkan proses dan perjuangan agar tetap istiqomah mendisiplinkan diri belajar dan menggali ilmu kehidupan sebanyak-banyaknya. Akan tetapi selaku manusia biasa kadang kita lupa dan khilaf. Oleh karena itu mari saling mengingatkan agar bulan mulia ini menjadi bulan yang penuh berkah dan menjadi peluang untuk mendapatkan bekal amal sebanyak-banyaknya.
Selaku muslim tentu kita berharap waktu yang kita lewati di bulan Ramadhan ini, terisi dengan kegiatan positif seperti memperbanyak tilawah, sedekah, membantu sesama, memberi makan untuk berbuka serta amalan-amalan lainnya. Akan tetapi tanpa disadari ada pencuri amal yang selalu mengikuti kita, mengintai setiap kesempatan, saat kita lengah kita akan terjebak dalam situasi merugikan. Hati-hati jika hal tersebut ada pada diri kita, bisa jadi puasa yang kita jalankan akan sia-sia. Lalu apa saja pencuri amal di bulan Ramadhan itu. Saya akan memaparkan lima hal yang dapat mencuri amalan di bulan Ramadhan.
     1.      Obrolan yang sia-sia
Sebagai makhluk sosial kita tidak akan terlepas dari berinteraksi dengan orang lain. Dari interaksi tersebut akan menghasilkan sebuah komunikasi atau percakapan untuk berbagai kepentingan. Akan lebih baik jika yang disampaikan dianggap penting seperti menyampaikan nasihat berupa kebaikan, berdiskusi untuk menyelesaikan masalah, bersilaturahmi dengan tujuan yang baik dan bermusyawarah. Tentu hal itu akan bermanfaat bahkan menjadi amal kebaikan. Namun sebaliknya apabila percakapan kita hanya dipakai untuk obrolan yang sia-sia tentu akan merusak iman kita. Ada orang yang berkomunikasi hanya untuk sekadar humor, becanda bahkan yang sering tidak disadari membicarakan orang lain (gibah), tanpa sadar waktu kita habis hanya untuk ngobrol itu-itu saja. Sebaiknya hindari hal demikian supaya kita terjaga dari fitnah dan bahaya yang disebabkan oleh lisan, sebagaimana sabda Rasulullah saw yang diriwayatkan dari Abu Hurairah: “Puasa bukanlah hanya menahan makan dan minum saja. Akan tetapi, puasa adalah menahan diri dari perkataan lagwu dan rofats. Apabila ada seseorang yang mencelamu atau berbuat usil padamu, katakanlah padanya: “Aku sedang puasa, aku sedang puasa”. (H.R Ibnu Majah dan Hakim. Syaikh Al-Bani dalam shohih At Targib wa At Tarhib no. 1082)
      2.      Nonton Televisi
Ketika aktivitas mulai santai, menonton televisi menjadi alternatif untuk mengisi waktu luang. Beberapa program televisi telah menyuguhkan tayangan menarik. Sayangnya program televisi saat ini tidak semua positif, bahkan sangat berpengaruh terhadap prilaku sosial masyarakat baik secara moral, pola pikir, gaya hidup dan prilaku menyimpang lainnya.
Seharusnya program televisi di bulan Romadhan diisi dengan program inspiratif yang dapat menyadarkan masyarakat akan nilai-nilai kehidupan, tetapi saat ini tidak sedikit program-program televisi yang hanya menayangkan program hiburan tidak wajar, humor yang berlebihan sehingga tidak ada nilai yang dapat diambil, malah akan menggugurkan pahala puasa kita. Mari untuk lebih cermat dalam memilih program televisi agar kita tidak terjebak oleh tontonan-tontonan perusak iman, jika banyak madhorotnya lebih baik tinggalkan dan ganti dengan aktivitas positif.
      3.      Media Sosial
Akhir-akhir ini banyak kasus yang terjadi akibat media sosial. Ada istilah baru yang saya dengar melalui percakapan di televi bahwa “jempolmu harimaumu” artinya ketika kita tidak bijak dalam menyampaikan tulisan di media sosial maka akan menjadi perbincangan publik yang sangat berbahaya, bahkan sel penjara akan menerkam pelaku kejahatan tersebut. Coba perhatikan orang yang masuk ke media sosial baik facebook, twiter, Instagram, google, youtube, tidak hanya masyarakat tertentu saja akan tetapi semua orang dapat menggunakan media sosial. Biasanya orang akan menulis status untuk menyampaikan aspirasi, pendapat, kritikan, sindirin, curahan pribadi, bahkan hujatan. Mereka tidak sadar bahwa statusnya dapat dibaca oleh setiap orang yang berkunjung ke media sosial. Jika ada yang merasa tersinggung maka akan menjadi masalah besar, bahkan seseorang yang melanggar ketertiban di media sosial akan berhadapan dengan hukum.
Padahal pemerintah telah menetapkan Undang-undang No. 19 tahun 2016 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik yang disahkan pada tanggal 27 Oktober 2016 dan mulai berlaku tanggal 28 November 2016. Dengan adanya undang-undang ini kita harus lebih hati-hati dalam menggunakan media sosial, jangan sampai dijadikan tempat untuk menyebarkan kebencian, fitnah, menghujat, menyebarkan informasi yang tidak seharusnya karena dalam pasal 27 ayat 3 ada ancaman tindak pidana pencemaran nama baik. Oleh karena itu marilah kita menggunakan media sosial dengan bijak agar tidak merugikan diri sendiri maupun orang lain. Sudah seharusnya media sosial digunakan sebagai sarana untuk berbagi informasi, ilmu, nasihat, silaturahmi, bahkan sebagai tempat untuk mencari penghasilan tentu akan lebih bermanfaat.
      4.      Ngabuburit Tanpa Tujuan
Kata “ngabuburit” sudah menjadi perkataan yang tren ketika bulan Ramadhan tiba. Di Indonesia khususnya kata ngabuburit identik digunakan untuk mengisi waktu luang dengan berbagai aktifitas tertentu sambil menunggu waktu berbuka puasa. Sangat menarik apabila aktivitas ngabuburit tersebut diisi dengan kegiatan produktif seperti tilawah, belajar ngaji, berbagi dengan sesama, belajar masak, membuat karya, berjualan, tentu akan menghasilkan sesuatu yang bermanfaat. Lain halnya dengan pemuda-pemudi yang ngebuburit untuk sekadar nongkrong, bepergian tanpa tujuan, apalagi berdua-duaan dengan bukan mahramnya alias pacaran. Jangan sampai hal itu terjadi pada kita karena akan menggugurkan amalan puasa. Sebagaimana orang yang berpuasa tetapi tidak menahan diri dari nafsu ia hanya mendapatkan lapar saja. Hal ini sejalan dengan sabda Rasulullah saw: “Betapa banyak orang yang berpuasa namun dia tidak mendapatkan dari puasanya tersebut kecuali  rasa lapar dan dahaga” (H.R Ath Thobroniy dalam Al Kabir. Syaikh Al-Bani dalam shohih At Targib wa At Tarhib no. 1084 mengatakan hadits ini shohih ligoirihi yaitu shohih dilihat dari jalur lainnya).
      5.      HP
HP merupakan alat komunikasi yang digunakan untuk bertukar informasi atau pesan berupa sms, telepon maupun online. Adanya HP dapat mempermudah informasi masyarakat dalam berbagai hal. HP dapat dijadikan sebagai sumber inspirasi, penghasilan dan sesuatu yang berguna. Hal ini tergantung siapa penggunanya apakah mau dipakai untuk sesuatu yang bermanfaat atau madhorot.
Melihat fenomena yang terjadi di masyarakat saat ini, HP seolah-olah menjadi kebutuhan pokok. mereka tidak dapat beraktivitas jika tidak membawa HP. Bayangkan saja dari mulai bangun tidur apa yang pertama kali diingat? tentu HP bukan. Untuk apa? Mungkin saja mencari informasi, barangkali ada pesan penting dari rekan kerja sehingga akan segera melihatnya. Namun masalahnya ketika pesan itu sudah dibaca atau tidak ada pesan sekalipun kadang-kadang kita membuka yang lainnya sampai akhirnya terlena dan waktu habis digunakan hanya untuk memegang HP. Jadinya aktivitas kita terhambat, agenda sehari-hari berantakan tanpa menghasilkan sesuatu. Jika fenomena ini terjadi pada kita, sebaiknya mulai ditinggalkan.
Saya kira masih banyak pencuri-pencuri amal lain di bulan Ramadhan ini bahkan ada yang lebih berbahaya. Namun yang terpenting setelah kita tahu, sebaiknya segara tinggalkan aktivitas-aktivitas yang dapat membatalkan puasa kita. Mari isi kegiatan Ramadhan ini dengan sesuatu yang lebih bermanfaat agar menjadi berkah dan bernilai ibadah. 

0 komentar: