Tuesday, January 5, 2016

Pemilihan Model Pembelajaran Bahasa Indonesia

Pemilihan Model Pembelajaran Bahasa Indonesia
Dalam proses pembelajaran bahasa, diperlukan kreativitas guru dalam memilih dan memadukan beberapa metode dan teknik pembelajaran. Oleh karena itu para guru bahasa dan calon guru bahasa tentunya wajib memiliki pengetahuan dan pemahaman berbagai pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran bahasa. Dalam kegiatan belajar mengajar diperlukan model, pendekatan, metode maupun teknik pembelajaran yang bisa menggugah dan merangsang siswa untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran bahasa Indonesia.
Model pembelajaran merupakan sesuatu hal yang mutlak untuk digunakan dalam kegiatan pembelajaran, terutama pembelajaran bahasa. Model pembelajaran dalam hal ini mengacu kepada tujuan yang hendak dicapai dalam pembelajaran. Model pembelajaran diibaratkan perantara atau senjata yang digunakan oleh guru untuk mencapai tujuan pembelajaran yaitu menjadikan siswa aktif dalam pembelajaran dan menguasai kompetensi tertentu. Penulis mengerucutkan dan membatasi pembahasan karena luasnya cakupan model pembelajaran. Dalam hal ini penulis tentu membatasi pembahasan yaitu model pembelajaran bahasa. Adanya model pembelajaran bahasa diperuntukan agar siswa mencapai kompetensi dan meningkatkan kemampuannya dalam berbahasa agar bisa diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Adapun yang harus dikuasai siswa dalam pembelajaran bahasa adalah dengan menguasai empat aspek kebahasaan yang terdiri atas membaca, menulis, menyimak, dan berbicara.
Seiring dengan perkembangan zaman dan semakin canggihnya perkembangan teknologi di masa ini tentu perkembangan berbagai model pembelajaran semakin berkembang dan semakin banyak variasi yang bisa digunakan guru untuk kegiatan belajar mengajar. Model pembelajaran yang saat ini berkembang diantaranya; model inkuiri, model kooperatif, model pembelajaran berbasis proyek, model pembelajaran berbasis masalah, dan sebagainya.
Model pembelajaran yang telah saya sebutkan diatas bisa dikombinasikan dengan berbagai metode pengajaran yang umum seperti metode ceramah, diskusi, tanya jawab, diskusi kelompok dan sebagainya. Selain itu bisa dikombinasikan dengan metode pengajaran bahasa Indonesia yang secara lebih spesifik dan khusus digunakan dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Ada beberapa metode pengajaran bahasa Indonesia yang bisa digunakan oleh guru bahasa Indonesia diantaranya:
1.       Metode Gramatika Terjemahan (Grammar Translation Method)
Metode ini bisa dikatakan sebagai metode tradisional karena sudah berkembang sejak zaman romawi. Metode terjemahan adalah salah satu teknik untuk menunjukkan makna dalam bahasa asing. Biasanya bahasa kedua dan bahasa Indonesia menjadi bahasa kedua di Indonesia. Ciri-ciri metode ini menekankan pada pelajaran tulis agar  mampu membaca (membaca sastra) dalam bahasa tulis itu. Selain itu penekanannya hanya pada membaca, mengarang, dan terjemahan. Sedangkan berbicara dan menyimak kurang diperhatikan. Adapun langkah-langkah pembelajarannya guru memulainya dengan memberikan definisi jenis kata, kaidah dan hal yang harus dihafalkan dalam bahasa sumber. Kemudian guru melatih belajar dalam terjemahan kalimat kemudian paragraf. Kemudian guru memberi daftar kosakata untuk dihafalkan. Kemudian guru memberikan pekerjaan rumah berupa persiapan terjemahan dari halaman buku sumber untuk dibicarakan pada pertemuan berikutnya. Adapun kelebihan metode ini adalah praktis dan tidak memerlukan banyak biaya serta tenaga. Selain itu mdah digunakan pada kelas yang jumlah siswanya banyak. Kemudian siswa mahir menerjemahkan bahasa tulis dan dapat menguasai arti serta kata yang diajarkan.  Adapun kelemahan metode ini adalah analisis tata bahasa akan membuat siswa kebingungan karena rumitnya analisis tata bahasa tersebut. Selain itu siswa hanya menguasai ragam bahasa sastra saja. Kemudian siswa menghafalkan kaidah-kaidah bahasa yang disajikan secara preskriptif. Dalam hal ini apa yang dikatakan benar belum tentu benar.
2.      Metode Audiolingual
Metode ini muncul di Amerika Serikat atas anjuran Coleman. Metode ini menekankan pemahaman teks-teks bahasa kedua. Metode ini mencapai puncak kejayaannya pada tahun 1951-an sampai  tahun 1960-an. Pendekatan audiolingual (pendengaran dan berbicara) memiliki beberapa prinsip, diantaranya proses belajarnya adalah menyimak, berbicara, lalu membaca, dan akhirnya mengarang. Kemudian semua unsur tata bahasa harus disajikan dari yang mudah ke yang sukar. Adapun langkah-langkahnya adalah penyajian bacaan dengan cara dibacakan guru berulang kali dan siswa menyimak tanpa teks. Kemudian penggunaan teknik meniru dan menghafal. Kemudian penyajian pola-pola kalimat yang dianggap sukar dalam bacaan dilatih oleh teknik drill (mengulang dan mengucapkan suatu pola kalimat tanpa kesalahan). Kemudian siswa yang sudah hafal disuruh untuk memeragakannya di depan kelas. Kemudian metode ini memiliki kelebihan diantaranya siswa terampil dalam membuat kalimat yang sudah di-drill. Selain itu siswa mempunyai lafal yang baik. Namun memiliki beberapa kelemahan diantaranya siswa tidak diberi latihan untuk menemukan makna-makna kalimat yang dilatihkan. Selain itu siswa tidak berperan aktif melainkan hanya aktif merespon rangsangan guru.
Selain kedua metode diatas tentu masih banyak metode yang bisa digunakan dan diaplikasikan dalam pembelajaran seperti metode SAS (Struktur Analisis Sintetis), Metode Sugestopedia, metode langsung, dan sebagainya.
Ada beberapa model-model pembelajaran bahasa yang berkembang saat ini seperti model pembelajaran NHT, model pembelajaran Jigsaw, model pembelajaran Fairing Line, model pembelajaran mencari pasangan, model pembelajaran kunjung karya, model pembelajaran Brainstorming, model pembelajaran dua tinggal dua tamu, dan sebagainya.
Contoh model metode Discovery-inquiry yang bisa diterapkan dalam pembelajaran bahasa Indonesia adalah  Invitation into inquiry dan modified discovery inquiry. Kedua jenis metode ini merupakan jenis-jenis dari model discovery-inquiry yang bisa diterapkan di perguruan tinggi karena menuntut proses berpikir siswa yang lebih rumit dari tingkat SMP. Siswa harus terbiasa memecahkan permasalahan beserta mencari solusi untuk menyelesaikan problema yang dihadapi dengan jalan mengidentifikasi, merumuskan problema yang dihadapi.
Selain itu jenis lain dari metode discovery-inquiry yaitu free inquiry dimana siswa harus mengidentifikasi dan merumuskan jenis problema yang dihadapi. Biasanya pertanyaan-pertanyaannya biasanya mengacu pada permasalahan-permasalahan yang harus diselidiki dan yang ingin diselesaikan. Kemudian ada yang disebut dengan invitation into inquiry. Metode ini melibatkan siswa untuk dalam menyelesaikan permasalahan melalui pertanyaan-pertanyaan yang disusun secara hat-hati dan mengajak siswa merancang eksperimen, merumuskan hipotesis, menetapkan kontrol, menentukan sebab akibat, menginterpretasi data, kemudian menentukan kesimpulan.
Kemudian yang selanjutnya ada yang disebut dengan inquiry role approach. Inquiry role approach merupakan kegiatan proses belajar mengajar yang melibatkan siswa dalam kelompok-kelompok yang masing-masing ada 4 orang. Setiap anggota berperan sebagai koordinator, advisor, recorder, dan evaluator. Biasanya metode ini digunakan dalam kegiatan diskusi, seminar, dan simposium. Sejak SMA kegiatan seperti ini sudah dilatihkan pada siswa. Guru melontarkan permasalahan yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari yang sifatnya aktual.
Dari berbagai model pembelajaran yang ditunjang dengan berbagai metode pembelajaran yang telah penulis sebutkan diatas tentu memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Keberhasilan suatu pembelajaran bukan hanya ditentukan dari baik atau tidaknya model pembelajaran bahasa Indonesia melainkan bagaimana kompetensi guru dalam menggunakan model pembelajaran bahasa Indonesia tersebut. Apabila guru tidak terampil atau salah dalam memilih model pembelajaran maka pembelajaran bahasa Indonesia tidak akan berjalan maksimal seperti yang diharapkan. Dengan adanya tulisan ini mudah-mudahan menjadi sebuah manfaat yang besar baik untuk guru bahasa Indonesia maupun untuk calon guru bahasa Indonesia agar memiliki kompetensi yang diharapkan serta memudahkan untuk tercapainya pembelajaran bahasa Indonesia yang telah diharapkan yaitu siswa terampil dalam berbahasa Indonesia serta menguasai keterampilan empat aspek kebahasaan yaitu membaca, menulis, menyimak, dan berbicara.

Daftar Pustaka
Hidayat, Kosadi. 1995. Perencanaan Pengajaran Bahasa Indonesia. Bandung: Binacipta.
Sanjaya, Wina. 2010. Strategi Belajar Mengajar Berorientasi Pada Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana.

Subana, M. 2011. Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia. Bandung: Pustaka Setia.

0 komentar: