Monday, June 6, 2016

MODAL UTAMA MENULIS


Sumber: inicoretanku.wordpress.com
Menulis dapat didefinisikan sebagai suatu kegiatan penyampaian pesan (komunikasi) dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya. Pesan adalah isi atau muatan yang terkandung dalam  suatu tulisan. Tulisan merupakan sebuah simbol atau lambang bahasa yang dapat dilihat dan disepakati pemakainnya (Suparno, 2008:3).
Menulis sendiri bukanlah sesuatu yang asing bagi kita. Banyak karya-karya tulis yang sering kita jumpai di sekitar kita seperti artikel, esai, laporan, resensi, karya sastra, buku, komik dan cerita fiksi. Tulisan-tulisan tersebut menyajikan berbagai informasi secara runtut dan menarik kepada pembaca sesuai dengan perasaan yang ingin disampaikan penulis. Sayangnya, kegiatan menulis ini masih jarang dilakukan oleh kita karena berbagai alasan.
Banyak kendala yang dialami oleh seorang penulis, apalagi bagi penulis pemula. Kendala yang sering terjadi biasanya dalam merumuskan ide tulisan. Meskipun dalam pikiran kita sudah banyak permasalahan-permasalahan yang akan ditulis, tetapi ketika sudah disusun ke dalam tulisan seakan-akan menjadi serangkaian kalimat-kalimat yang kurang efektif bahkan setelah dibaca menjadi rancu.
Malas dan putus asa termasuk kebiasaan yang dapat mematahkan semangat menulis. Supaya terhindar dari kebiasaan buruk itu, maka kita perlu mengubah paradigma bahwa setiap orang dibekali potensi untuk menulis. Hal ini sejalan dengan pendapat Indri Mastuti dalam bukunya Ternyata Menulis itu Gampang, ia menyatakan bahwa ”setiap manusia yang dilahirkan memiliki kecerdasan linguistik atau Word Smart. Kecerdasan Linguistik atau Word Smart adalah kemampuan manusia untuk menggunakan kata-kata yang efektif”. Kata-kata itu akan menghasilkan bahasa, baik secara lisan maupun tulisan. Jika kecerdasan ini dimanfaatkan dengan baik, kemudian dituangkan melalui tulisan maka akan membantu seseorang menjadi penulis yang sukses.  Masalahnya apakah kita akan mulai menulis atau tidak?
Untuk membantu memperoleh tulisan yang baik dan berkualitas, maka dibutuhkan modal dasar yang harus dimiliki oleh seorang penulis. Modal inilah yang akan mengantarkan penulis untuk senantiasa menambah bahan-bahan tulisannya. Diantaranya sebagai berikut:
1.        Ilmu Pengetahuan (Knowledge)
Modal utama yang harus dimiliki oleh seorang penulis adalah ilmu pengetahuan. Semakin banyak imu yang dimiliki, maka semakin banyak pula pesan yang akan disampaikan kepada pembaca. Menurut teori yang ditulis dalam buku “Menulis di Media Massa” (Paryati Sudarman, 2008:12) Ilmu pengetahuan adalah segenap apa yang kita ketahui tentang sesuatu hal, sesuatu objek yang tersusun secara konsisten.
Berdasarkan hal tersebut setiap orang berarti telah memiliki pengetahuan tentang sesuatu hal yang tidak terbatas hanya dalam bidang tertentu saja, melainkan banyak cabang ilmu tergantung bidang apa yang ia tekuni. Hal ini menunjukan bahwa ada kesempatan untuk berbagai ilmu pengetahuan kepada orang lain melalui tulisan. Maka dengan menuliskan pesan atau informasi yang dianggap bermanfaat bagi pembaca itu akan menjadi sebuah amal kebaikan.
2.        Banyak Membaca
Membaca merupakan aktivitas yang wajib dilakukan oleh penulis. Dengan membaca seseorang akan memperoleh informasi serta wawasan yang akan dijadikan referensi dalam tulisannya. Banyak karya-karya hebat yang lahir dari para penulis yang berpengaruh bagi kehidupan banyak orang untuk melakukan perubahan yang lebih baik. Bayangkan jika kita mampu menuliskan sebuah karya, kemudian itu dapat mempengaruhi terhadap ribuan orang untuk melakukan perubahan yang lebih baik, maka bukan hanya kepuasan materi yang kita dapatkan. Secara batiniah kita akan merasa senang karena dapat bermanfaat untuk orang lain. Ada 10 manfaat yang dapat kita ambil dari membaca seperti yang disampaikan dalam buku Laa Tahzan karya Al-Qarni diantaranya:
  • Membaca dapat menghilangkan kecemasan dan kegundahan.
  • Ketika sibuk membaca seseorang akan terhalang masuk kebodohan.
  • Kebiasaan membaca membuat orang terlalu sibuk untuk bisa berhubungan dengan orang-orang malas dan tidak mau bekerja.
  • Membaca membantu mengembangkan pemikiran dan menjernihkan cara berpikir.
  • Dengan membaca, orang bisa mengembangkan keluwesan dan kefasihan dalam bertutur kata.
  • Membaca dapat meningkatkan pengetahuan seseorang dan meningkatkan memori dan pemahaman.
  • Dengan membaca, orang mengambil manfaat dari pengalaman orang lain, kearifan orang bijaksana, dan pemahaman para sarjana.
  • Dengan sering membaca, orang mengembangkan kemampuannya baik untuk mendapat dan memproses ilmu pengetahuan maupun untuk mempelajari berbagai disiplin ilmu dan aplikasinya dalam hidup.
  • Membaca membantu seseorang untuk menyegarakan pemikirannya dari keruwetan dan menyelamatkan waktu agar tidak sia-sia.
Dengan banyak membaca orang dapat menguasai banyak kata dan mempelajari berbagai tipe dari model kalimat. Lebih lanjut lagi ia dapat menerapkan konsep dan untuk memahami apa yang ditulis, diantara baris demi baris (memahami apa yang tersirat) .

3.        Pengalaman (exsperience)
Seorang penulis harus kaya akan pengalaman, karena pepatah mengatakan “pengalaman merupakan guru terbaik sepanjang sejarah kehidupan”. Pengalaman berharga akan tercatat sebagai momen penting dalam kehidupan yang tidak akan pernah terlupakan. Biasanya seseorang lebih mudah menuliskan sesuatu berdasarkan apa yang sudah dialaminya. Sebagai contoh seorang mahasiswa yang telah lulus menjadi sarjana di salah satu universitasnya, lalu ia tidak ingin melewatkan momen penting selama hidupnya berlalu begitu saja seperti air yang mengalir. Sehingga ia harus menuliskan ke dalam sebuah karya tulis baik berupa cerpen, novel maupun karya ilmiah. Dari beberapa tulisan tersebut jika kita mampu menyampaikannya dengan baik dan menarik, maka suatu saat karya itu akan tercatat menjadi tinta sejarah yang akan dibaca oleh ribuan orang. Dengan demikian pengalaman apa pun yang kita miliki jika kita mampu memanfaatkannya menjadi sebuah karya, maka akan menjadi modal dasar untuk meraih kesuksesan di bidang menulis.
4.        Kemauan yang tinggi terhadap menulis
Seseorang yang memiliki keinginan tinggi terhadap sesuatu, maka ia akan berusaha untuk mencapainya. Termasuk keinginan menjadi penulis. Kita sadari menulis itu pada awalnya memang sulit, karena dibutuhkan pemikiran yang dinamis, kreatif, unik, ilmiah serta  sesuai dengan minat pembaca. Dengan demikian penulis dituntut untuk banyak belajar dari berbagai hal termasuk dari tulisan-tulisan orang lain.
Menulis sendiri perlu dibarengi dengan kamauan dan semangat yang tinggi agar dapat menyelesaikan tulisannya dengan baik. Selalu membiasakan berpikir positif karena hal ini akan berpengaruh terhadap mood serta kualitas tulisan yang berbobot.
5.        Waktu yang cukup untuk menulis
Menulis membutuhkan waktu yang tidak instan karena ada proses yang harus ditempuh dalam mengumpulkan bahan tulisan. Sebelum melakukan kegiatan menulis, sebaiknya memperhatikan langkah-langkah dan perencanaan yang harus ditempuh agar informasi yang terdapat dalam tulisan sampai kepada pembaca. Adapun langkah-langkah yang harus ditempuh meliputi lima tahap, yaitu tahap prapenulisan, tahap penulisan, tahap revisi, tahap penyuntingan, dan tahap publikasi.
Tahap prapenulisan merupakan tahap awal dalam kegiatan menulis yang meliputi pemilihan topik, pembatasan topik, pemilihan judul, tujuan penulisan, bahan penelitian, dan kerangka karangan. Tahap penulisan membahas setiap butir topik yang ada di dalam kerangka yang disusun. Tahap Revisi yaitu tahap untuk memperbaiki, mengurangi, memperluas karangan apabila terdapat kesalahan baik mengenai logika, sistematika, ejaan, tanda baca, pilihan kata, kalimat, paragraf, dan lain sebagainya. Tahap publikasi yaitu tahap untuk mempublikasikan tulisannya kepada khalayak umum.
6.        Ulet dan sabar
Keuletan merupakan usaha yang dilakukan secara konsisten dengan penuh kesabaran meskipun harus melewati berbagai tantangan dan rintangan yang menghadang, namun tetap semangat untuk menggali potensi diri dan menciptakan inovasi untuk terus berkarya dengan sungguh-sungguh. Tidak hanya itu keuletan harus dibarengi dengan kesabaran, sebab banyak penulis yang tidak bertahan lama dengan berbagai alasan dan proses yang harus dilaluinya. Maka untuk menghindari hal tersebut sikap ulet dan sabarlah yang akan menjadi modal penulis sukses dan berkelanjutan.
Dari ke enam pembahasan di atas sekiranya dapat dijadikan sebagai modal dasar yang harus dimiliki oleh seorang penulis. Saya yakin setiap orang dibekali potensi untuk menulis, namun apakah kita akan melakukannya atau malah membiarkannya. Jika  kita ingin menjadi seorang penulis, maka segera menulis dari sekarang juga. Terus berusaha untuk meningkatkan kemampuan diri walaupun harus memulai dengan rintangan yang menghadang.  






Jangan lupa berkunjung ke Goresan Inspirasi 

Friday, April 22, 2016

MENGENAL POTENSI USAHA LOKAL PASIRKIAMIS


Pasirkiamis, Garut-Jawa Barat merupakan salah satu daerah yang memiliki potensi usaha lokal di bidang kerajinan perabotan dapur. Hasil wawancara saya dengan salah seorang pemilik usaha yang bernama Bapak Nedi memaparkan bahwa “usaha ini telah berjalan selama puluhan tahun secara turun temurun”. Jika melihat sejarah dari para nenek moyang, peralatan yang digunakan untuk melakukan usaha ini hanya memakai peralatan sederhana seperti; gunting, tatampel, tang, jarak, palu kecil untuk melubangi, jelur, miselet, serta alat bantu lainnya. Namun seiring berkembangnya zaman, sekarang sudah beralih dengan menggunakan mesin, karena dinilai lebih mudah, peraktis dan hasilnya lebih cepat.
Bahan pokok yang digunakan untuk membuat perabotan dapur yaitu alumunium yang dibeli langsung dari Bandung dan Jakarta. Dalam proses peleburannya, alumunium yang sudah dipotong-potong harus dipanaskan terlebih dahulu dengan menggunakan arang dan mesin penggiling, lalu dipukul-pukul menggunakan palu untuk dibentuk sesuai dengan pola yang diinginkan.
Proses pembentukan ini memerlukan waktu selama satu hari untuk satu sampai dua buah jika menggunakan alat manual, sementara jika memakai mesin akan menghasilkan lebih banyak dibanding dengan alat manual. Prabotan yang dihasilkan dari pembuatan tadi bermacam-macam seperti panci, katel, teko, kastrol, citel, seeng, mangkuk, loyang, piring, serok, dulang, sosodok dan banyak lagi. Untuk harga per kg berkisar Rp. 50.000 sampai Rp. 70.000, tergantung jenis perabotannya. Sementara dari bandar kepada pedagang menjual sekitar Rp. 70.000 sampai Rp. 90.000 per kg.
Setelah hasil produksi itu jadi, selanjutnya akan ditampung di rumah Bapak Nedi untuk dijual kembali kepada pembeli. Para pembeli pun berdatangan untuk memenuhi pesanan pasar atau konsumen yang dibutuhkan. Baramg tersebut dipasarkan ke berbagai daerah di Kabupaten Garut, Tasik, Bandung, bahkan sudah sampai ke daerah Sumatera.
Para penjual itu sendiri merupakan penduduk asli dari Pasirkiamis. Mereka memasarkan barangnya dengan cara menawarkan langsung ke konsumen baik secara kredit maupun kontan. Ada juga yang yang di tampung di salah satu pasar bagi yang sudah memiliki banyak relasi.  
Adapun Omset yang diperoleh dari usaha ini sekitar Rp.200.000 sampai dengan Rp. 1.000.000 setiap bulannya, itu pun sisa dari gaji karyawan dan belanja barang. Untuk gaji karayawan sebesar Rp. 50.000 per hari dan sudah termasuk dengan uang makan ujar Bapak Nedi.
Pasirkiamis kini telah menjadi sentral pembuatan perabotan dapur, karena mayoritas masyarakatnya rata-rata memiliki profesi yang sama. Mulai dari penyedia home industri, pedagang, serta bandar-bandar untuk menyuplai barang ke berbagai daerah. Bukan hanya itu barang-barang yang di hasilkan pun dinilai sangat tahan lama dan berkualitas dibanding produk dari pasar.
Dengan adanya usaha ini, secara ekonomis masyarakat sangat terbantu dalam memenuhi kebutuhan hidup. Sayangnya belum dimanfaatkan secara optimal karena terkendala oleh modal dan proses pemasaran yang belum tersistem. Jika ada investor yang berani menanamkan sahamnya untuk dijadikan sebagai perusahaan besar, maka diperkirakan Pasirkiamis akan menjadi daerah yang memiliki potensi usaha lokal di bidang kerajinan perabotan dapur.



Tuesday, January 19, 2016

Khusnul Khatimah



Kematian merupakan misteri yang tidak dapat diketahui oleh siapapun termasuk Rasulullah SAW. Allah SWT berfirman dalam Alquran bahwa setiap yang bernyawa pasti akan meninggal. Misteri kematian hanya menjadi milik Allah SWT. Tidak ada satu pun orang akan mengetahui seperti apa akhir perjalanan hidupnya di dunia. Apakah akan menjadi baik atau menjadi buruk.

Khusnul khatimah merupakan keadaan dimana umat muslim yang meninggal dalam kondisi yang baik. Contohnya ketika sedang melaksanakan sholat, membaca Alquran, berinfak, bersedekah, dan segala amalan baik lainnya. Selain itu muslim tersebut juga meninggal dalam kondisi membawa keimanan kepada Allah SWT. Tentu hal ini menjadi keinginan semua umat muslim di dunia ini.
Rasulullah bersabda “Apabila Allah menghendaki kebaikan pada hamba-Nya, Allah akan memanfaatkannya. Kemudian para sahabat bertanya, bagaimana Allah akan memanfaatkannya? Rasulullah menjawab, Allah akan memberikannya taufik untuk beramal saleh sebelum dia meninggal.” (HR Imam Ahmad).

Ada beberapa faktor yang bisa mendatangkan khusnul khatimah, diantaranya yang pertama ketaatan dan ketakwaan pada Allah SWT, terutama menjauhi syirik. “Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa syirik dan Dia mengampuni dosa selain syirik bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, sungguh ia telah berbuat dosa yang besar. (QS an-Nisa [4]:48).
Kedua, berdoa agar Allah memberikan rahmat berupa khusnul khatimah, memanggil kita dalam kondisi beriman kepada-Nya.  Doa yang bisa dipanjatkan, antara lain, “Ya Tuhanku, berikanlah kepadaku hikmah dan masukkanlah aku ke dalam golongan orang-orang yang saleh dan panggillah aku dalam keadaan khusnul khatimah.

Tugas kita sebagai manusia yang lemah dan tidak berdaya ini adalah berusaha bagaimana agar bisa mendapatkan pertolongan dari Allah SWT dari awal kehidupan sampai akhir kehidupan kita. Karena, sesungguhnya kesuksesan seorang hamba bukan ketika hidup, melainkan pada penghujung hidupnya dan karena Dialah pemilik hati sesungguhnya. “Sesungguhnya kalbu-kalbu keturunan anak Adam berada di antara dua jari dari jari-jari Allah laksana satu hati, Allah membolak-balikkannya sesuai kehendak-Nya.” (HR Muslim dari Abdullah bin Amr RA). Walohualam. .

PERAN PEMUDA DI TENGAH TANTANGAN ZAMAN

Pemuda identik dengan sosoknya yang dianggap sebagai agen perubahan atau agent of change. Tentu pemuda memiliki peran yang sentral dalam pembangunan. Pemuda dianggap sebagai penerus warisan kepemimpinan dan simbol harapan untuk perubahan di masa yang akan datang. Bung Karno pernah berkata, “berikan aku sepuluh pemuda, maka aku akan guncangkan dunia”. Betapa besar harapan pendahulu kita pada para pemuda.
Tengoklah pada masa kekhalifahan islam, sejarah mencatat banyak pemuda hebat yang berkontribusi besar pada kemajuan islam. Abdurrahman An-Nashir tercatat sebagai salah satu khalifah termuda yang naik takhta pada masa Dinasti Umayyah di Andalusia, Spanyol pada usia 22 tahun. Beliau menyatakan diri sebagai khalifah setelah beliau berhasil memperluas daerah kekuasaannya sampai Afrika Utara. Pada masa beliaulah Andalusia mencapai masa keemasannya. Sedangkan dalam bidang militer dan pemerintahan, sejarah islam mengenal sosok Muhammad al-Fatih, Umar bin Abd al-Aziz, Salahuddin al-Ayyubi.
Dari sekian banyak pemuda islam yang tercatat dalam sejarah tinta emas kejayaan islam, Sultan Muhammad al-Fatih menjadi pemuda yang sangat menginspirasi penulis selain Rasulullah SAW.  Sultan Muhammad II atau Sultan Muhammad al-Fatih adalah putra Sultan Murad II. Ia telah diikutsertakan dalam berbagai peperangan sejak usia belasan tahun. Al-Fatih mendapat pendidikan Alquran di bawah bimbingan ulama ternama pada zaman itu, Syekh Ahmad bin Ismail al-Kurani. Selain itu Sultan Murad II juga meminta pada ulama lain untuk mengajarkan ilmu hadis, fikih, kemiliteran, sejarah, tatabahasa, dan sejumlah ilmu modern lainnya untuk al-Fatih.
Muhammad Al-Fatih naik takhta pada usia 21 tahun, kemudian berhasil menaklukkan Konstantinopel pada usia 23 tahun yaitu pada tahun 1453. Kepemimpinan beliau sudah tertuang dalam hadis Rasulullah sebagai sebaik-baiknya pemimpin dan pasukannya sebagai sebaik-baiknya pasukan.
Peran pemuda tidak terbatas dalam bidang kemiliteran, tetapi di bidang keilmuan. Tradisi ilmu inilah yang giat dikembangkan oleh para cendekiawan zaman dahulu. Ibnu Khaldun menyatakan bahwa subtansi peradaban islam terletak pada ilmu. Semua peradaban besar dibangun oleh kebangkitan tradisi ilmu. Tradisi ilmu yang dibangun oleh islam tentu berbeda dengan tradisi ilmu barat yang sekuler. Sejak zaman Rasulullah, pondasi utama dalam pendidikan islam yang utama sebelum memasukkan atau mempelajari ilmu-ilmu modern yaitu ilmu Alquran.
Berdasarkan hal di atas tentu kita bisa menyimpulkan pembeda antara pemuda zaman dulu dengan pemuda zaman sekarang. Salah satu pembedanya terletak pada tingkat kematangan baik kematangan ilmu maupun ketakwaannya. Sultan Muhammad al-Fatih sudah mempelajari ilmu Alquran dan ilmu-ilmu modern lainnya sejak usia muda. Selain itu pada usia 21 tahun beliau sudah mampu memimpin penaklukan Konstantinopel yang menjadi salah satu prestasi besar yang ditorehkan oleh pemuda. Sedangkan pada usia yang sama di masa sekarang, pemuda kita hari ini masih bergelut dengan tugas-tugas kuliah atau kegalauan hidup. Pemuda kita semakin ‘manja’ atau dimanjakan dengan berbagai kemudahan teknologi. Kemudian timbul pertanyaan di benak kita, bagaimana mencetak pemuda-pemuda dengan kematangan tinggi pada usia relatif muda?
Ada banyak faktor yang memengaruhi kematangan pemuda. Sistem pendidikan dan situasi zaman sangat berpengaruh. Kenyataannya, umat islam kini mulai mencari alternatif-alternatif sistem pendidikan yang efektif, tidak menghabiskan belasan tahun untuk mempelajari berbagai ilmu sekaligus memaksimalkan kemampuan peserta didik. Selain itu kemudahan teknologi juga sering disalahgunakan sehingga pemuda malas untuk bergerak dan berfikir sehingga menimbulkan kesenjangan terhadap tingkat usia kematangan yang cukup signifikan. Untuk mengatasi hal di atas, solusinya tetap mempertahankan pendidikan yang telah diterapkan sejak zaman Rasulullah SAW, dimulai dengan mempelajari ilmu Alquran dan mempelajari ilmu-ilmu modern lainnya. Bahkan sudah terbukti bahwa pendidikan islam telah berhasil menghasilkan sosok pemuda yang berkualitas seperti Muhammad al-Fatih.
Pemuda masa kini terutama pemuda islam tentu harus jeli menganalisis kekurangan di tengah umat.  Setiap zaman tentu memiliki tantangan yang berbeda-beda. Pada masa sekarang tantangannya berupa tantangan di bidang ekonomi, politik, budaya, dan ideologi. Harus ada pemuda yang ambil bagian dalam bidang ekonomi, politik, budaya, dan lain-lain. Sesuai dengan kapasitas dan kemampuannya masing-masing.


Monday, January 11, 2016

Tips Menemukan Gaya Belajar Efektif



Pernahkah sobat, kalian merasa bingung ketika akan memulai pembelajaran? Atau ketika sudah belajar berkali-kali namun materi yang sudah dipelajari tidak dipahami, bahkan seringkali lupa? Apakah ada yang salah dengan metode belajarmu? Jawabannya tentu tidak, kenapa? karena setiap orang memiliki cara dan metode belajar yang berbeda, namun seringkali kita tidak mengetahui metode belajar yang tepat dan sesuai dengan karakter kita. Nah, kali ini saya akan mengenalkan gaya belajar efektif sesuai dengan gaya belajar yang baik dan benar.

1. Gaya Belajar Visual
Gaya belajar visual merupakan gaya belajar yang menggunakan penglihatan dengan panca indra mata sebagai kuncinya, ia akan memahami pelajaran dengan cara melihat baik itu berupa gambar, diagram, tabel, tulisan atau video. Biasanya orang seperti ini akan menyerap informasi saat mereka melihat atau membacanya langsung. Jika di dalam kelas biasanya orang seperti ini akan lebih memahami materi pelajaran melalui alat peraga berupa power point, tayangan video serta alat bantu lainnya yang dapat dilihat. Ketika ia berbicara biasanya selalu membayangkan gambar dalam pikirannya. Supaya kita mengenal ciri-ciri orang yang menggunakan gaya belajar visual, saya akan merangkum ke dalam sebuah tabel berikut ini:
Ciri-Ciri Orang Visual
Media Belajar
Strategi Belajar
-          Suka membaca
-          Selalu mengingat dari apa yang dilihat
-          Menyukai seni lukis atau gambar-gambar indah
-          Cenderung melihat sikap, gerakan dan bibir guru ketika belajar.
-          Menyukai peragaan daripada penjelasan lisan, selalu membuat ringkasan dalam belajar, dan lebih suka demontrasi daripada berpidato.
-          Mahasiswa perencana dan selalu mengatur jangka panjang.
-          Buku yang bergambar
-          Video dan komputer
-          Poster atau tulisan
-          Grafik dan tabel
-          Simbol-simbol visual
-          Flow chart
-          Diagram dan buku catatan
-          Menggunakan spidol atau stabilo warna untuk menandai materi
-          Membayangkan materi yang dipahami
-          Mengganti kata-kata dengan simbol visual atau gambar
-          Mencatat dan meringkas materi yang dipelajari

2. Gaya Belajar Auditori
Gaya belajar auditori merupakan gaya belajar seseorang yang cenderung menggunakan alat pendengaran yaitu telinga sebagai kuncinya. Orang seperti ini akan cepat memahami informasi yang disampaikan guru melalui pnjelasan atau perkataan. Biasanya mereka lebih cenderung menyukai berbicara dan bertanya ketika dalam proses pembelajaran berlangsung. Mereka akan memahami suatu informasi atau pelajaran berdasarkan apa yang didengar. Supaya mudah memahi ciri-ciri orang yang memiliki watak auditori, berikut saya jelaskan dalam sebuah tabel.

Ciri-Ciri Orang Auditori
Media Belajar
Strategi Belajar
-          Suka berbicara dalam belajar
-          Suka bercerita
-          Menyukai musik
-          Menggerakan bibir dan selalau mengucap tulisan saat membaca
-          Menyukai tempat yang sunyi jauh dari keributan
-          Selalu mengingat dengan baik apa yang ia katakan dan orang lain katakan
-          Menyukai diskusi
-          Diskusi
-          Menggunakan perekam
-          Materi pelajaran yang dapat dijelaskan
-          Merekam ringkasan yang telah dibahas
-          Membahas topik atau ide-ide baru bersama teman-teman atau guru
-          Meminta teman untuk mendengarkan pemahaman materi melalui penjelasan
-          Mencari tempat yang nyaman dan jauh dari keramaian
-          Menggunakan musik saat belajar
-          Membaca materi dengan bersuara
-          Membuat kelompok diskusi
-          Selalu bertanya melalui penjelasan verbal lebih jauh

3. Gaya Belajar Kinestetik
Gaya belajar kinestetik merupakan gaya belajar seseorang yang mengikutsertakan fisik dengan cara menggerakan bagian tubuh tertentu. Orang tersebut akan memahami informasi atau materi pelajaran dengan cara melakukan gerakan, sentuhan atau emosi. Biasanya orang seperti ini suka berfikir sambil berjalan, berbicara sambil menggerakan tangan atau anggota tubuh, serta suka menyentuh sesuatu yang ditemukannya ketika belajar sedang berlangsung. Inilah keunikan belajar dengan gaya kinestetik, terkadang ia tidak pandai diam saat pembelajaran berlangsung, namun dapat memahami dengan cara yang dianggap nyaman oleh dirinya sediri. Berikut ciri-cirinya:

Ciri-Ciri Orang Auditori
Media Belajar
Strategi Belajar
-          Selalu ingin bergerak
-          Dalam mengerjakan seseuatu atau menjelaskan materi selalu disertai dengan gerakan tangan yang aktif.
-          Menyukai aktifitas fisik
-          Mengunakan objek nyata dalam belajar
-          Senang bermain dengan benda-benda yang ada di sekitarnya

-          Menghapal dengan cara berjalan
-          Peraktik lapangan
-          Laboratorium
-          Menggunakan seluruh panca indra
-          Belajar sambil bergerak
-          Belajar sambil mendengarkan musik
-          Belajar dengan praktik
-          Mengingat kejadian nyata yang dialaminya
-          Belajar dengan contoh yang nyata
-          Mengingat dengan eksperimen atau kembali ke laboratorium
-          Belajar dengan menyertakan lingkungan sekitar


Itulah ketiga gaya belajar yang harus kita ketahui dan diterapkan sebagai alternatif untuk memudahkan kita dalam proses pembelajaran. Meskipun masing-masing gaya belajar tersebut memiliki keunikan tersendiri, tetapi kita harus menemukan gaya belajar mana yang  sekiranya cocok dan merasa nyaman dengan kebiasaan kita. Dengan demikian kita akan mudah memahami materi pelajaran dan informasi dalam meningkatkan prestasi belajar kita. Kuncinya adalah kita harus menemukan terlebih dahulu gaya belajar yang tepat dan sesuai dengan karakter kita, apakah menggunakan visul, auditorial maupun kinestetik.  Selamat mencoba!

Wednesday, August 19, 2015

USAHA MANDIRI SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT


Oleh : Acep Mulyana
Usaha mandiri merupakan solusi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam mengentaskan masalah pengangguran. Dengan adanya upaya tersebut, pemerintah akan terbantu menyelesaikan program kerjanya demi mewujudkan masyarakat yang mandiri dan mampu membangun kesejahtraan bangsa. Namun upaya ini tidak mudah dijalankan begitu saja, sebab dibutuhkan perencanaan yang matang dan tersistem antara pemerintah dan masyarakat.
Masyarakat dituntut untuk berpikir lebih jauh dan mampu bersaing dengan dunia luar agar eksistensi bangsa menjadi pusat perhatian publik yang dapat meningkatkan prestasi di berbagai bidang. Ada sebuah paradigma yang harus diubah oleh masyarakat Indonesia, terutama masyarakat daerah yang tadinya dalam memenuhi kebutuhan hidup hanya terpokus sebagai pencari kerja menjadi penyedia lapangan kerja. Artinya masyarakat sudah seharusnya menganalisis kebutuhan yang diperlukan pada zaman medern ini seperti kebutuhan akan ekonomi, pendidikan, sosial dan budaya.
Jika kita menganalisis kebutuhan masyarakat ke depan, maka akan jauh lebih besar ketimbang kemampuan yang dimilikinya. Sebab persaingan hari ini membuktikan ada beberapa orang yang tidak mampu memenuhi kebutuhan hidup yang disebabkan oleh beberapa faktor seperti; pendidikan, skill, pengetahuan, ekonomi, serta kurangnya memahi potensi diri yang dimiliki. Setidaknya ada solusi yang dapat membantu untuk mengentaskan masalah tersebut yaitu dengan membangun usaha mandiri.
Usaha mandiri akan memberikan kontribusi nyata bagi kesejahtraan bangsa indonesia jika dikelola dengan baik. Kemauan untuk menciptakan lapangan kerja merupakan ide yang mulya karena dapat membantu masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidup serta membuka lapangan pekerjaan baru. Adapun pengelolaan mengenai hal tersebut harus benar-benar diperhatikan oleh pemerintah sebagai pembuat kebijakan. Jangan sampai kesempatan ini disia-siakan karena sudah banyak bukti di negara-negara tetangga yang menerapkan sistem seperti ini sehingga akan berdampak baik bagi kemajuan negara itu sendiri.
Usaha mandiri yang saya maksudkan di sini adalah usaha yang lahir dari ide-ide masyarakat yang membutuhkan beberapa faktor penunjang seperti; sumber daya manusia yang relevan, sarana dan prasarana, permodalan, manajemen serta pemasaran yang sudah terarah. Adapun tindak lanjut dari ide tersebut sehingga menjadi peluang usaha maka ada beberapa langkah yang harus diperhatikan sebagai analisis di lapangan yaitu;
pertama, menguji kelayakan ide menjadi sebuah peluang, hal ini dimaksudkan supaya kita dapat menyaring dan mendapatkan gambaran bagaimana proses berjalannya usaha ke depan, sebab faktanya tidak semua ide dapat direalisasikan menjadi suatu usaha yang nyata, maka perlu adanya pertimbangan-pertimbangan yang harus diperhatikan mulai dari sejauhmana potensi dari gagasan tersebut akan berkembang baik dilihat dari potensi pasar, potensi produk atau jasa yang ditawarkan serta bagaimana sumber dana yang dimiliki oleh pendiri usaha.
Kedua, memilih usaha yang cocok; dalam memilih usaha, kita harus menentukan terlebih dahulu jenis usaha yang cocok dan sesuai dengan keinginan sendiri agar tidak salah langkah di kemudian hari. Sebelumnya kita harus menganalisis persyaratan yang diperlukan sudah sejauhmana mengenal keterkaitan masyarakat terhadap bidang usaha yang akan dipilih, mengukur kecocokan atau ketidakcocokan dengan jenis usaha yang akan ditekuni.   Sebaiknya ada beberpa hal yang harus dikenali dalam memilih usaha yag cocok yaitu;
1.      Mengenali karakter usaha yang akan dijalankan, dalam merencanakan usaha sebaiknya harus disesuaikan dengan selera dan keinginan kita. Jika kita dan usaha itu sejalan maka usaha itu akan berjalan dengan lancar tetapi sebaliknya jika usaha itu tidak sesuai dengan keinginan maka akan terjadi sebuah kemunduran. Maka dalam dunia bisnis kita harus mengenal karakter usaha yang akan ditekuni. Tujuannya untuk melihat apakah karakter usaha tersebut ada kecocokan dengan karakter diri kita atau tidak. Di sini saya akan mengemukakan dua karakter yang harus diketahui oleh pemilik usaha. Pertama, continuous (memiliki jangka panjang untuk berkembang), misal bentuknya seperti usaha warung makanan atau toko serba ada. Kedua, temporer (dilakukkan per proyek) misalnya bentuk usaha kafe, jasa sewa peralatan pengantin dan masih banyak lagi.
2.      Mengenali keuntungan usaha yang akan dikelola, dalam merencanakan usaha tentu kita harus dapat menganalisis serta memprediksi keuntungan yang akan diperoleh sebagai tolak ukur usaha ke depan agar tidak menjadi usaha yang gagal. Dengan mengetahui hal ini tentu kita akan mempersiapkan dengan pola-pola yang telah direncanakan. Ada beberapa hal yang harus diprediksi mengenai analisis keuntungan yaitu seorang pengusaha harus memiliki target-target baik itu jangka pendek, jangka menengah maupun jangka panjang.
3.      Menyukai bidang yang telah dipilih, setelah kita mengetahui karakter usaha dan kepribadian diri, maka langkah selanjutnya mengakui kejujuran pada diri sendiri; apakah kita menyukai usaha yang telah dipilih? kita akan gigih, tekun giat, dan pantang menyerah dalam menjalankan usaha.
4.      Meyakini kemampuan diri untuk melakukan usaha mandiri,  tidak mudah memutuskan keinginan untuk menjalankan usaha sendiri. Agar kita dan usaha yang dipilih sejalan dengan “hati nurani”, jujurlah pada diri sendiri, jawablah apakah kita; Mampu menjalankan usaha sendiri? Mampu menyediakan modal usaha? Mampu membagi waktu antara bisinis dan keluarga? Mampu mengatasi resiko dan rintangan yang sewaktu-waktu menghampiri usaha anda?
Kunci keberhasilan ada pada kejujuran diri sendiri. Jika kita dapat menjawab semua pertanyaan di atas dengan kata “mampu dan sanggup” berarti tidak ada masalah, kita sudah mempersiapkan semuanya, mulai dari kemampuan kecakapan diri hingga mengatasi masalah yang datang dari luar diri.
Ketiga mengukur pasar. Setelah berhasil menguji kelayakan ide usaha atau produk tersebut, kita juga harus mengukur kembali pasar konsumen yang ada. Ada beberapa hal yang harus kita kenali diantaranya;
-          Apakah produk/ jasa yang ditawarkan memiliki peluang usaha?
-          Bagaimana pertumbuhan pasar (menyangkut prospek jangka pendek dan jangka panjang)
-          Apakah usaha yang akan dilakukan itu memiliki peluang perluasan usaha?
-          Apakah usaha yang akan ditawarkan itu berpotensi?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, kita dapat menguji kembali hal-hal yang berkaitan dengan keinginan sendiri dalam menjalankan bisnis. Sebab, sebuah kesuksesan bisnis dapat diraih apabila mampu menguji dirinya sendiri. Dalam kegiatan wirausaha, inilah ajang bagi para pengusaha untuk menguji kemampuannya dalam menciptakan kreativitas produk barang atau jasa.
Keempat mengenali pesaing/kompetitor. Salah satu untuk  meningkatkan produktifitas bisnis adalah dengan mengenali pesaing atau kompetitor. Hal ini dimaksudkan supaya produk dan jasa yang ditawarkan memiliki minat pasar yang mampu bersaing di antara kompetitor yang lain. Kehadiran pesaing justru akan menjadi bahan pelajaran bagi keberhasilan usaha yang akan dijalankan, karena kita akan melihat, menganalisis dan meniru bagaimana pesaing kita dapat bertahan dan sukses menjalankan bisnisnya. Dengan demikian kita akan senantiasa menjaga, mengelola dan meningkatkam produk dan jasa yang ditawarkan dengan sebaik-baiknya. Jika pesaing kita memiliki produk yang sama, tidak perlu heran karena kita dapat melakukan berbagai kreatifitas lain supaya menarik minat konsumen yaitu dengan melakukan sedikit perubahan baik dari kemasan maupun dari penampilannya. Dengan begitu para konsumen akan memiliki nilai lebih terhadap barang dan jasa yang ditawarkan.
Jadi, sebenarnya banyak sekali peluang bisnis yang dapat membantu kita untuk  mengurangi masalah pengangguran. Namun ada beberapa hal yang harus diperhatikan ketika kita akan terjun ke dunia usaha, seperti yang telah dijelaskan di atas.  Kita perlu mempersiapkan diri sebagai bekal dilapangan baik mental, fisik, permodalan serta SDM yang relevan sehingga akan membantu memperlancar jalannya usaha. Harapan ini mudah-mudahan dapat terwujud dengan baik asal mau dan mampu melakukan perbaikan-perbaikan secara konsisten dari seluruh elemen masyarakat untuk satu kepentingan bersama. Mari kita lebih cerdik melihat peluang yang ada, selagi masih memiliki kesempatan untuk berfikir, bertindak dan berkarya melakukan apa yang kita bisa tidak ada kata terlambat untuk  terus mencoba. Jangan takut untuk gagal karena sejatinya kegagalan adalah keberhasilan yang tertunda.


Memaknai Kemerdekaan Indonesia


Tanpa terasa negara kita telah merdeka selama 70 tahun dari masa penjajahan. Tepat pada tanggal 17 Agustus, setiap warga negara Indonesia memperingati hari lahirnya Negara Indonesia. Bahkan hari tersebut disebut sebagai hari sakral yang memiliki makna sejarah bagi bangsa Indonesia.
Dulu rakyat Indonesia harus bahu membahu berjuang melawan penjajahan selama tiga abad setengah tahun. Tidak sedikit diantara mereka yang kehilangan keluarga, harta dan nyawanya untuk mempertahankan negara ini. Mereka tidak gentar meski darah bercucuran, yang ada dalam hatinya ialah bagaimana bangsa ini bisa merdeka dan melepaskan diri dari penjajahan. Berkat kesabaran dan kegigihannya para pendahulu kita, 17 Agustus 1945 menjadi bukti bahwa Indonesia telah merdeka. Kemerdekaan ini tentu tidak terlepas dari terdesaknya tentara Jepang oleh Sekutu dalam peperangan Asia Timur, sehinggga rakyat Indonesia tidak menyia-nyiakan kesempatan itu untuk memproklamasikannya. 
Pertanyaana hari ini, sudahkah kita memaknai kemerdekaan itu? tentu banyak hal yang harus kita renungkan. Menginjak usianya ke-70, jika diibaratkan manusia tentu sudah tua. Artinya sudah banyak pengalaman yang dilewatinya, mulai dari manis pahitnya hidup akan menjadi hikmah dan pelajaran yang sangat berarti. Begitu pula dengan bangsa ini, apa yang sudah dilewati bukan berarti akan berlalu bagai air yang mengalir, tetapi bagaimana memaknai hal tersebut untuk dijadikan cerminan bagai masa depannya.
Jika selama ini banyak permasalahan yang terjadi dengan bangsa ini tentu bukan lahir dari satu unsur saja, banyak faktor yang menjadi indikator permasalahan itu timbul. Namun bukan berarti tidak ada solusi untuk mengatasi hal tersebut, maka yang harus kita lakukan adalah berbuat dan bertindak agar tidak menimbulkan permasalahan baik secara individu maupun kolektif. Kita harus sama-sama menyadari jika dengan melakukan perbuatan tidak baik tentu akan memperparah kondisi negara kita ke depan. Sebaiknya kita menyadari apa makna dibalik hari kemerdekaan ini?
Makna kemerdekaan itu sendiri adalah bebas melepaskan diri dari segala macam ancaman, kekangan dan penjajahan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, merdeka berarti bebas dari perhambaan, penjajahan dan lain sebagainya. Sementara menurut Al Ghalayini dalam bukunya yang berjudul Idhatun Nasyi’in bahwa kemerdekaan itu ada empat macam. Menurutnya, seseorang atau umat itu tidak bisa disebut merdeka jika belum mempunyai empat kemerdekaan itu. (Musthafa Al-Ghalayini: 90). Keempat macam kemerdekaan tersebut yaitu hurriyah fardi, hurriyah jama’ah, hurriyah iqtishodiyah, dan hurriyah siyasiyah.
Pertama, hurriyah fardi atau hurriyah sakhsiyah yaitu kemerdekaan individu dan merupakan kemerdekaan utama. Dengan kemerdekaan ini setiap individu bisa mendapatkan haknya, termasuk hak untuk berserikat, hurriyyah fardi mencakup kebebasan bertindak, berpendapat, memilih keyakinan, mendapatkan pendidikan, berorganisasi dan sebagainya. Walaupun bebas, dalam mempergunakan kemerdekaan ini individu harus mempertimbangkan kemerdekaan orang lain.
Kedua, hurriyah jama’ah atau kemerdekaan bermasyarkat yaitu kemerdekaan yang didapat dari hurriyah fardi. Kebebasan bermasyarakat meliputi kebebasan untuk berserikat, berorganisasi dan melakukan kegiatan di sana. Dengan syarat tidak bertentangan dengan undang-undang yang berlaku di negara tersebut.
Ketiga, hurriyah iqtishodiyah atau kemerdekaan ekonomi yaitu kebebasan umat dalam berusaha dan mencari rejeki, misalnya kebebasan dalam bidang perdagangan, pertanian, pabrik, perusahaan, pertambangan dan sebaganya. Umat yang tidak bisa merdeka dalam bidang ini akan menjadi budak bangsa lain, bagaikan tawanan yang dikekang selamanya oleh musuh, ditawan sewaktu-waktu musuh membuat hancur perekonomian serta negaranya sekaligus.
Keempat, hurriyah siyasiyah, maksudnya setiap umat atau bangsa itu bebas mnentukan hal-hal yang yang bersangkut paut dengan politik negaranya. Tidak terikat dan bergantung kepada bangsa lain sekaligus tidak boleh dicampuri oleh kehendak bangsa lain. Bebas membuat segala macam peraturan sesuai kehendak dan kondisi tanah air. Dengan adanya kedaulatan dalam hal politik ini, setiap bangsa bisa memajukan senua hal, termasuk pekerjaan, pertanian, perekonomian dan hal-hal lain yang menjadi hak bangsa tersebut. Tapi kemerdekaan dalam politik ini tidak akan tercapai jika ketiga kemerdekaan di atas tadi belum dicapai, terutama kemerdekaan ekonomi. Oleh karena itu wajib bagi semua komonen bangsa untuk berusaha sekuat tenaga menggapainya dengan segala upaya. Penting sekali menanam kesadaran kemerdekaan itu ke semua orang yang bernaung di negara itu. Tanpa kesadaran itu lama-kelamaan bangsa itu akan roboh dan hancur. (Musthafa Al-Galayini. Idhatun Nasyi’in, hal: 93-94).
Dengan demikian makna kemerdekaan yang sesungguhnya ketika kita sudah menerapkan ke-empat macam kemerdekaan di atas, jika belum maka tugas kita adalah segera memulainya dengan mensyukuri apa yang telah dianugrahkan oleh Allah swt lewat hari kemerdekaan ini karena dengan itu kita bisa mengekspresikan diri untuk bebas berkarya melakukan yang terbaik untuk bangsa ini. Harus disadari pula bahwa dulu untuk meraih kemerdekaan para pejuang harus berperang melawan penjajah tetapi sekarang yang harus kita lakukan adalah berjuang melawan permasalahan yang terjadi dengan karya yang kita miliki.