|
Sumber: inicoretanku.wordpress.com |
Menulis dapat
didefinisikan sebagai suatu kegiatan penyampaian pesan (komunikasi) dengan
menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya. Pesan adalah isi atau
muatan yang terkandung dalam suatu
tulisan. Tulisan merupakan sebuah simbol atau lambang bahasa yang dapat dilihat
dan disepakati pemakainnya (Suparno, 2008:3).
Menulis sendiri
bukanlah sesuatu yang asing bagi kita. Banyak karya-karya tulis yang sering
kita jumpai di sekitar kita seperti artikel, esai, laporan, resensi, karya
sastra, buku, komik dan cerita fiksi. Tulisan-tulisan tersebut menyajikan
berbagai informasi secara runtut dan menarik kepada pembaca sesuai dengan
perasaan yang ingin disampaikan penulis. Sayangnya, kegiatan menulis ini masih
jarang dilakukan oleh kita karena berbagai alasan.
Banyak kendala yang
dialami oleh seorang penulis, apalagi bagi penulis pemula. Kendala yang sering
terjadi biasanya dalam merumuskan ide tulisan. Meskipun dalam pikiran kita
sudah banyak permasalahan-permasalahan yang akan ditulis, tetapi ketika sudah
disusun ke dalam tulisan seakan-akan menjadi serangkaian kalimat-kalimat yang
kurang efektif bahkan setelah dibaca menjadi rancu.
Malas dan putus asa
termasuk kebiasaan yang dapat mematahkan semangat menulis. Supaya terhindar
dari kebiasaan buruk itu, maka kita perlu mengubah paradigma bahwa setiap orang
dibekali potensi untuk menulis. Hal ini sejalan dengan pendapat Indri Mastuti
dalam bukunya Ternyata Menulis itu Gampang, ia menyatakan bahwa ”setiap manusia
yang dilahirkan memiliki kecerdasan linguistik atau Word Smart. Kecerdasan Linguistik atau Word Smart adalah kemampuan manusia untuk menggunakan kata-kata
yang efektif”. Kata-kata itu akan menghasilkan bahasa, baik secara lisan maupun
tulisan. Jika kecerdasan ini dimanfaatkan dengan baik, kemudian dituangkan
melalui tulisan maka akan membantu seseorang menjadi penulis yang sukses. Masalahnya apakah kita akan mulai menulis
atau tidak?
Untuk membantu
memperoleh tulisan yang baik dan berkualitas, maka dibutuhkan modal dasar yang
harus dimiliki oleh seorang penulis. Modal inilah yang akan mengantarkan
penulis untuk senantiasa menambah bahan-bahan tulisannya. Diantaranya sebagai
berikut:
1.
Ilmu Pengetahuan (Knowledge)
Modal utama yang harus
dimiliki oleh seorang penulis adalah ilmu pengetahuan. Semakin banyak imu yang
dimiliki, maka semakin banyak pula pesan yang akan disampaikan kepada pembaca. Menurut
teori yang ditulis dalam buku “Menulis di Media Massa” (Paryati Sudarman,
2008:12) Ilmu pengetahuan adalah segenap apa yang kita ketahui tentang sesuatu
hal, sesuatu objek yang tersusun secara konsisten.
Berdasarkan hal
tersebut setiap orang berarti telah memiliki pengetahuan tentang sesuatu hal
yang tidak terbatas hanya dalam bidang tertentu saja, melainkan banyak cabang
ilmu tergantung bidang apa yang ia tekuni. Hal ini menunjukan bahwa ada
kesempatan untuk berbagai ilmu pengetahuan kepada orang lain melalui tulisan. Maka
dengan menuliskan pesan atau informasi yang dianggap bermanfaat bagi pembaca
itu akan menjadi sebuah amal kebaikan.
2.
Banyak Membaca
Membaca merupakan
aktivitas yang wajib dilakukan oleh penulis. Dengan membaca seseorang akan
memperoleh informasi serta wawasan yang akan dijadikan referensi dalam
tulisannya. Banyak karya-karya hebat yang lahir dari para penulis yang berpengaruh
bagi kehidupan banyak orang untuk melakukan perubahan yang lebih baik.
Bayangkan jika kita mampu menuliskan sebuah karya, kemudian itu dapat mempengaruhi
terhadap ribuan orang untuk melakukan perubahan yang lebih baik, maka bukan
hanya kepuasan materi yang kita dapatkan. Secara batiniah kita akan merasa
senang karena dapat bermanfaat untuk orang lain. Ada 10 manfaat yang dapat kita
ambil dari membaca seperti yang disampaikan dalam buku Laa Tahzan karya
Al-Qarni diantaranya:
- Membaca dapat menghilangkan kecemasan
dan kegundahan.
- Ketika sibuk membaca seseorang akan
terhalang masuk kebodohan.
- Kebiasaan membaca membuat orang terlalu
sibuk untuk bisa berhubungan dengan orang-orang malas dan tidak mau bekerja.
- Membaca membantu mengembangkan pemikiran
dan menjernihkan cara berpikir.
- Dengan membaca, orang bisa mengembangkan
keluwesan dan kefasihan dalam bertutur kata.
- Membaca dapat meningkatkan pengetahuan
seseorang dan meningkatkan memori dan pemahaman.
- Dengan membaca, orang mengambil manfaat
dari pengalaman orang lain, kearifan orang bijaksana, dan pemahaman para
sarjana.
- Dengan sering membaca, orang
mengembangkan kemampuannya baik untuk mendapat dan memproses ilmu pengetahuan
maupun untuk mempelajari berbagai disiplin ilmu dan aplikasinya dalam hidup.
- Membaca membantu seseorang untuk
menyegarakan pemikirannya dari keruwetan dan menyelamatkan waktu agar tidak
sia-sia.
Dengan banyak membaca orang dapat
menguasai banyak kata dan mempelajari berbagai tipe dari model kalimat. Lebih
lanjut lagi ia dapat menerapkan konsep dan untuk memahami apa yang ditulis,
diantara baris demi baris (memahami apa yang tersirat) .
3.
Pengalaman (exsperience)
Seorang penulis harus kaya akan
pengalaman, karena pepatah mengatakan “pengalaman merupakan guru terbaik
sepanjang sejarah kehidupan”. Pengalaman berharga akan tercatat sebagai momen penting
dalam kehidupan yang tidak akan pernah terlupakan. Biasanya seseorang lebih
mudah menuliskan sesuatu berdasarkan apa yang sudah dialaminya. Sebagai contoh
seorang mahasiswa yang telah lulus menjadi sarjana di salah satu universitasnya,
lalu ia tidak ingin melewatkan momen penting selama hidupnya berlalu begitu saja
seperti air yang mengalir. Sehingga ia harus menuliskan ke dalam sebuah karya
tulis baik berupa cerpen, novel maupun karya ilmiah. Dari beberapa tulisan
tersebut jika kita mampu menyampaikannya dengan baik dan menarik, maka suatu
saat karya itu akan tercatat menjadi tinta sejarah yang akan dibaca oleh ribuan
orang. Dengan demikian pengalaman apa pun yang kita miliki jika kita mampu
memanfaatkannya menjadi sebuah karya, maka akan menjadi modal dasar untuk meraih
kesuksesan di bidang menulis.
4.
Kemauan yang tinggi terhadap menulis
Seseorang
yang memiliki keinginan tinggi terhadap sesuatu, maka ia akan berusaha untuk
mencapainya. Termasuk keinginan menjadi penulis. Kita sadari menulis itu pada
awalnya memang sulit, karena dibutuhkan pemikiran yang dinamis, kreatif, unik,
ilmiah serta sesuai dengan minat
pembaca. Dengan demikian penulis dituntut untuk banyak belajar dari berbagai
hal termasuk dari tulisan-tulisan orang lain.
Menulis
sendiri perlu dibarengi dengan kamauan dan semangat yang tinggi agar dapat
menyelesaikan tulisannya dengan baik. Selalu membiasakan berpikir positif
karena hal ini akan berpengaruh terhadap mood serta kualitas tulisan yang berbobot.
5.
Waktu yang cukup untuk menulis
Menulis
membutuhkan waktu yang tidak instan karena ada proses yang harus ditempuh dalam
mengumpulkan bahan tulisan. Sebelum melakukan kegiatan menulis, sebaiknya memperhatikan
langkah-langkah dan perencanaan yang harus ditempuh agar informasi yang
terdapat dalam tulisan sampai kepada pembaca. Adapun langkah-langkah yang harus
ditempuh meliputi lima tahap, yaitu tahap prapenulisan, tahap penulisan, tahap
revisi, tahap penyuntingan, dan tahap publikasi.
Tahap
prapenulisan merupakan tahap awal dalam kegiatan menulis yang meliputi pemilihan
topik, pembatasan topik, pemilihan judul, tujuan penulisan, bahan penelitian,
dan kerangka karangan. Tahap penulisan membahas setiap butir topik yang ada di
dalam kerangka yang disusun. Tahap Revisi yaitu tahap untuk memperbaiki,
mengurangi, memperluas karangan apabila terdapat kesalahan baik mengenai
logika, sistematika, ejaan, tanda baca, pilihan kata, kalimat, paragraf, dan
lain sebagainya. Tahap publikasi yaitu tahap untuk mempublikasikan tulisannya
kepada khalayak umum.
6.
Ulet dan sabar
Keuletan merupakan usaha yang dilakukan secara
konsisten dengan penuh kesabaran meskipun harus melewati berbagai tantangan dan
rintangan yang menghadang, namun tetap semangat untuk menggali potensi diri dan
menciptakan inovasi untuk terus berkarya dengan sungguh-sungguh. Tidak hanya
itu keuletan harus dibarengi dengan kesabaran, sebab banyak penulis yang tidak
bertahan lama dengan berbagai alasan dan proses yang harus dilaluinya. Maka
untuk menghindari hal tersebut sikap ulet dan sabarlah yang akan menjadi modal
penulis sukses dan berkelanjutan.
Dari ke enam pembahasan
di atas sekiranya dapat dijadikan sebagai modal dasar yang harus dimiliki oleh seorang
penulis. Saya yakin setiap orang dibekali
potensi untuk menulis, namun apakah kita akan melakukannya atau malah
membiarkannya. Jika kita ingin menjadi seorang penulis, maka segera menulis
dari sekarang juga. Terus berusaha untuk meningkatkan kemampuan diri walaupun harus memulai dengan rintangan yang menghadang.